Jakarta, Hajinews.id – Mencuatnya desakan pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah Densus 88 Antiteror menangkap Ahmad Zain An Najah dinilai telah menampar nama baik Nahdlatul Ulama (NU).
Hal tersebut disampaikan oleh pengasuh Pondok Pesantren Ribath Al-Murtadla Al-Islami, Singosari, Malang, KH Luthfi Bashori.
Luthfi Bashori menyebutkan bahwa ulah para buzzer yang membuat tagar #BubarkanMUI telah menampar NU. Sebab katanya saat ini di MUI banyak diisi oleh orang-orang NU.
“Ulah buzzeRp menampar NU. Desakan pembubaran MUI oleh ‘kaum buzzeRp’ dan beberapa kalangan itu sama saja dengan menampar wajah ormas NU,” kata KH Luthfi Bashori, Sabtu 20 November 2021.
Diketahui, MUI bukanlah organ pemerintah. Melainkan dibentuk berdasarkan musyawarah ulama, zu’ama, dan cendekiawan muslim dari unsur NU, Muhammadiyah, SI, Perti, Al Washliyah, MA, MDI, GUPPI, PTDI, Al Ittihadiyah, utusan kerohanian AD, AU, AL, Polri serta tokoh perseorangan pada tanggal 26 Juli 1975.
Lebih lanjut, KH Luthfi Bashori menambahkan, di tubuh MUI saat ini terdapat banyak tokoh-tokoh NU berpengaruh. Disebutkannya seperti Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar dan sederet pengurus MUI Pusat banyak yang berasal dari PBNU.
“Bahkan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat adalah KH Ma’ruf Amin yang tidak lain merupakan Wakil Presiden RI. Beliau merupakan tokoh NU berpengaruh,” ujarnya.
“Belum lagi saat ini banyak pengurus NU yang merangkap jabatan sebagai pengurus MUI di wilayah masing-masing.” sambung Luthfi Bashori.
Terlebih saat ini desakan pembubaran MUI kian ramai dengan adanya tagar #BubarkanMUI yang sempat trending di media sosial. Diduga, munculnya tagar tersebut digerakkan buzzeRp atau pendengung bayaran.
Hal tersebut dikarenakan, tak lama setelah munculnya tagar buzzeRp itu, langsung dibalas warganet yang mendukung MUI dan menjadi trending topic di Twitter dengan tagar #DukungMUI.