Ketetapan Usia Manusia: Hiduplah Suka-suka

Hiduplah Suka-suka
Hiduplah Suka-suka
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



By Zulkarnain elmadury

Hajinews.id – Hidup suka-suka sering menjadi pilihan anak-anak manusia, ingin hidup bebas 1000 tahun lamanya. Dengan kalimat:” AKU INGIN HIDUP SERIBU TAHUN LAGI”. Sering terlontar dari tiap-tiap lidah orang yang bermimpi bisa hidup abadi, atau bisa menikmati hidup selamanya, karena hanya sekedar rayuan keindahan dunia. Tiada di dalam hatinya melainkan harapan bisa bertahan hidup lama. Tidak ada siapapun orangnya, melainkan ingin menghapus takdir Tuhan, bahwa mereka sebagai makhluk fana yang mampu bertahan dalam usia sesuai dengan takaran takdir. Mulai dari sejak dari buaian ibu sampai menikmati dunia dan seisinya tidak bisa lepas dari cengkraman takdir yang menetapkan manusia berada pada kisaran 100 tahun ke bawah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tetapi tidak mampu batas kehidupan itu membuat manusia sadar, dalam keberagaman takdir yang dipangkunya, mereka menghayal untuk hidup 1000 tahun lagi.

Di dalam Alquran Allah subhanahu Wa ta’ala menetapkan dengan kalimat-Nya:

ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ
Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Surat Al-Mu’minun (23) Ayat 15

إِنَّكَ مَيِّتٌۭ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).
Surat Az-Zumar (39) Ayat 30

Waktu yang ditetapkan Allah kepada manusia.

Dalam perjalanan sejarah anak manusia yang ditetapkan oleh Allah memang tidak menyimpang dari usia pendek dan tidak ada yang bertahan lama hidup di dunia.

Dalam sebuah hadis disebutkan:

عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ رواه الترمذي

Artinya, “Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.’”

الشوكاني (ت ١٢٥٥)، الفوائد المجموعة ٢٦٨ • لم يصب من ذكره في الموضوعات وله طرق أخرى • أخرجه الترمذي (٣٥٥٠)، وابن ماجه (٤٢٣٦)
Di dalam Alquran Allah subhanahu memang membatasi umur manusia.

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَـٰلِحًا غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
Surat Fathir (35) Ayat 37

Jelas sekali bahwa usia manusia itu sebagaimana ketentuan sunnatullah berkisar antara 60 sampai 70 tahun. Karena itu manusia yang punya pikiran tidak akan menyia-nyiakan umur yang ditetapkan Allah itu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Atau hanya membiarkan waktu berlalu begitu saja hanya untuk kepentingan duniawi dan meninggalkan Allah.

Karenanya Allah subhanahu Wa ta’ala juga melalui malaikat Jibril menjadikan Muhammad sallallahu alaihi wasallam sebagai wakil dari seluruh manusia di dunia untuk senantiasa mawas diri dan hati-hati dalam mengarungi kehidupannya, tidak menyia-nyiakan hidup yang diberikan Allah sebagai anugerah. Tetapi memanfaatkan hidup sebagai lapangan memperbanyak amal baik , menakar kehidupan sebagai jarak tempuh memburu berbagai macam kebaikan. Tidaklah menjadikan hidup sia-sia belaka sebagaimana Hadits :

Dari Sahl bin Sa’d berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

“ Jibril mendatangiku lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” Kemudian dia berkata:” Wahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.”

(HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921 Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483)

Hidup sengsara selamanya di akhirat dengan menyia-nyiakan hidup. Hidup senang di akhir dengan memanfaatkan hidup sebaik-baiknya. Cintai siapa saja, dengan menggadaikan kehormatan diri atau membiarkan hawa nafsu menerkam siapa saja.

Silahkan hiduplah suka-suka, atau mati menderita, silakan mencintai siapa saja, karena pasti kematian itu merenggut segalanya. Mungkin hanya tinggal tangis dan airmata. Tapi sia-sia dihadapan Allah

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *