Politik Setan

Politik Setan
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Sebelum species manusia Allah ciptakan, makhluk yang memegang posisi dominan di bumi ini dari jenis Jin. Malaikat melayani mereka karena posisinya sebagai penguasa. Suatu waktu, Jin ini berkata kepada Malaikat, (kira-kira begini) “kekuasaan yang kami miliki ini, karena keunggulan pada diri kami”. Jin sedang nyindir malaikat, bahwa mereka para malaikat itu tidak lebih baik daripada mereka. Meskipun dengan kalimat yang sangat halus. Bahasa politisi yang sudah maqomnya “tinggi”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebuah pernyataan yang sangat lazim kita bisa temukan dalam keseharian umat manusia. Sesuatu yang wajar dewasa ini bagi sebagian kalangan, untuk memuji diri dan kelompoknya, bahwa mereka lebih superior, lebih baik, lebih hebat, daripada golongan atau kelompok sosial politik yang lain.

Tapi pernyataan setan itu telah membuat Allah murka. Allah merasa tidak “dipandang”, “tidak dianggap”, oleh Jin atas pernyataannya itu. Karena ternyata dalam hati jin ini telah muncul “ego”, kesombongan (sekalipun Malaikat tidak tahu), dimana Allah Maha Mengetahui apa yang paling tersembunyi sekalipun dalam diri makhluk-Nya, termasuk yang disembunyikan Jin ini atas pernyataannya itu.

Lalu, Allah berfirman kepada Malaikat, “Inni jailun fil ardhi Khalifah”. Malaikat tentu saja kaget dengan firman Allah SWT itu, karena tidak mengerti juga karena tidak tahu apa yang disembunyikan Jin dalam dirinya. Malaikat lalu bertanya, kenapa (Engkau Ya Allah) memutuskan untuk mengangkat pengganti dari Jin ini sebagai penguasa? Allah berfirman; “Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui” ( inni a’lamu mala’ ta’lamuun).

Singkat cerita Allah lalu memerintahkan Malaikat mengumpulkan tanah dari berbagai jenis tanah dari berbagai penjuru Bumi. Maka terkumpullah tanah itu, yang terdiri atas warna kehitaman, kecoklatan dan warna putih. Tanah ini diaduk oleh malaikat atas perintah Allah, sehingga bercampur menjadi adonan, yang dinamai dengan turab . Lalu turab ini dibiarkan membusuk dan karena mengeluarkan bau, disebutlah dengan salsalah”. Setelah dianggap sudah “cukup” untuk dibentuk menjadi semacam tembikar, di bentuklah adonan tanah itu menyerupai patung, dan diberi nama Adam, (patung dari tanah). Inilah tubuh manusia pertama yang diberi nama Adam yang artinya tanah.

Jin yang dapat informasi dengan mencuri dengar perbincangan malaikat, mulai gelisah, ego dirinya naik, amarahnya meningkat karena mengetahui bahwa sebentar lagi kursi kekuasaannya akan diambil alih, diberikan kepada Adam. Kalau Jin ini lewat di sekitar patung Adam itu, mereka mencaci makinya, mengejeknya. “Ohh jadi kamu ini yang akan menggantikan kedudukanku”. Ia masuk kedalam diri oatung itu, melalui mulut patung itu, dan keluar melalui duburnya. Ia memeriksa apa sih kelebihan Adam ini kok bisa ia mau diangkat menjadi penggantiku, begitulah Jin ini mengalami “post power sindrome”. Takut kedudukannya diambil alih.

Singkat cerita patung Adam ini telah sempurna, Allah lalu mengumpulkan seluruh species Malaikat dan Jin untuk diberi pengarahan. Allah berfirman; “Jika telah Aku sempurnakan penciptaannya, dan telah kutiupkan ruh (ciptaan) KU padanya, maka bersungkurlah, sujudlah kalian dihadapan”. Lalu para Malaikat itu seluruhnya bersujud, kecuali “Yang membangkang”. Dan yang membangkang, tidak mau sujud ini, dari kalangan Jin yang mengalami post power sindrome tadi. Karena pembangkangannya, ia diberi nama sesuai perbuatan itu, dengan Iblis. Iblis artinya “pembangkang perintah Allah”.

Allah lalu menanyai para pembangkang ini, kenapa engkau tidak mau bersujud kepada hamba-KU yang Aku telah ciptakan dengan “kedua tangan-KU”. “Tangan Allah” adalah ungkapan majazi atas kekuasaan-Nya, dalam hal ini ilmu-Nya dan Kebaikan-Nya. Sehingga kedua “tangan Allah” itu adalah “tangan kanan”.

Iblis lalu menjawab, “aku tidak mau bersujud karena aku lebih mulia daripada Adam. Engkau ciptakan dia dari tanah, sementara engkau ciptakan aku dari api”. Iblis ini karena sudah dikuasai ego drinya, menampakkan kebodohannya dan dengan demikian kewajarannya untuk digantikan kedudukannya. Iblis tidak mengerti bahwa, tanah adalah proses evolusi yang juga tercipta dari Nur, sebagaimana api juga merupakan proses evolusi dari Nur. Sementara Nur ini adalah al-mitsal.

Maka atas kebodohan dan keangkuhannya itu, iblis lalu di usir dari “hadapan Allah” dan sejak saat itu ia terhijab selamanya dari Allah. Dari balik hijab kemudian iblis ini berteriak “karena Engkau telah melaknat aku, tangguhkanlah hukuman atasku, dan izinkan aku menggoda Adam beserta anak cucunya, aku pasti akan menyesatkan mereka, dari depan-belakang, kiri dan kanan mereka.

Allah SWT (yang rahmat-Nya, mengalahkan murka-Nya) lalu menerima permohonan iblis; menangguhkan hukumannya hingga waktu yang ditentukan, seraya berfirman; “sungguh kamu hanya bisa menggoda mereka yang tidak ikhlas beribadah kepada-KU”. Maka iblis pun menerima ketentuan bersyarat itu, bahwa Ia hanya akan menyesatkan manusia yang tidak ikhlas dalam menyembah atau beribadah kepada Allah.

Demikianlah iblis yang bodoh dan angkuh itu dengan terpaksa dan tidak rela melepaskan kedudukannya sebagai penjaga pintu sorga, penguasa langit bumi, yang kini diberikan kepada Adam alaihissalam.

Politk iblis inilah yang terus berlangsung hingga dewasa ini dan hingga hari kiamat, dimana teori, intrik, strategy, pooling, survey, dan berbagai instrumen politik mereka berusaha mainkan untuk memastikan bahwa mereka masih bisa mengendalikan bumi ini bersama kelompoknya.

Sebab itu Allah SWT mengingatkan Bani Adam agar memerangi iblis ini dimana pun bertemu, karena iblis ini adalah musuh Allah (membangkan kepada Allah), dan musuh Adam beserta keturunannya. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya setan/iblis itu adalah musuh yang nyata bagimu”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *