WHO: Varian Omicron Sangat Berisiko, Data Masih Terbatas

WHO: Varian Omicron Sangat Berisiko
WHO: Varian Omicron Sangat Berisiko
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.idVarian Covid-19 Omicron sudah berada di lebih dari 60 negara dunia. Varian ini menimbulkan risiko global ‘sangat tinggi’, namun data klinisnya sangat terbatas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Varian ini pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika Selatan dan Hong Kong. Mutasinya disebut menyebabkan penularan lebih tinggi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Risiko keseluruhan yang terkait dengan varian baru Omicron ini tetap sangat tinggi karena sejumlah alasan,” kata WHO, dilansir dari Malay Mail, Selasa, 14 Desember 2021.

Setidaknya satu pasien dengan varian ini meninggal di Inggris. Hal ini diumumkan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson pada Senin kemarin.

WHO mengatakan, ada tanda-tanda awal bahwa orang yang divaksinasi dan sebelumnya terinfeksi, tidak akan membangun antibodi yang cukup untuk menangkal infeksi dari Omicron. Sehingga, dapat mengakibatkan tingkat penularan yang tinggi dan konsekuensi parah.

“Masih belum jelas apakah Omicron secara inheren lebih menular dibanding varian Delta yang masih dominan secara global,” kata WHO.

Para peneliti Oxford University menerbitkan analisis laboratorium yang semakin menguatkan penilaian WHO. Mereka mencatat penurunan substabsial dalam antibodi penetralisir terhadap Omicron pada warga yang sudah disuntik dua dosis vaksin lengkap.

Sementara pertahanan antibodi dari program vaksin AstraZeneca dan BioNTech-Pfizer dirusak, ada harapan bahwa sel-T, pilar kedua dari respons imun, dapat mencegah penyakit parah dengan menyerang sel manusia yang terinfeksi.

“Sejumlah penerima vaksin tidak menghasilkan antibodi penetral yang terukur terhadap Omicron,” ucap seorang peneliti, Matthew Snape.

“Kami tidak tahu berapa banyak antibodi penetralisir yang cukup. Kami masih belum benar-benar menentukan apa ambang batas perlindungan,” serunya.

Ia menambahkan, saran terbaik adalah menerima vaksin Covid-19 bagi yang belum divaksinasi, atau booster bagi yang sudah mendapatkan dua dosis. [md]

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *