Buya Yahya: Masya Allah, Inilah Keutamaan Memperbanyak Shalawat di Hari Jumat

Keutamaan Shalawat di Hari Jumat
Buya Yahya
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Buya Yahya menjelaskan keutamaan shalawat di hari jumat. Seperti diketahui, rasulullah SAW bersabda bahwa paling bagusnya hari adalah hari jumat.

Memang, hari jumat adalah hari yang paling mulia di antara hari-hari yang lain..

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Terkait ini, Buya Yahya menyebutkan bahwa ada keutamaan malam maupun di hari jumat.

Satu di antaranya adalah memperbanyak Shalawat di hari Jumat.

Hal itu disampaikannya dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 18 Januari 2019.

Berikut penjelasan dari Buya Yahya.

“Maka dianjurkan pada hari itu untuk memperbanyak Shalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW,” katanya.

Menurutnya pada saat itu Shalawat yang diucapkan umatnya akan diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW.

“Nabi akan berbangga dengan umatnya, maka jadilah orang yang membanggakan Rasulullah,” kata Buya Yahya.

Kata Buya Yahya, kalau bicara tentang orang-orang soleh jangan bingung tentang waktu.

Sebab menurutnya, waktu sudah dilipet oleh Allah dan ada karomah.

“Diantara kita ini berbeda-berbeda modelnya keberkahan waktu, ada orang yang nggak pernah shalawatan,” kata Buya.

Namun lanjut Buya Yahya, ada juga yang shalawatanya cuma seratus kali, dua ratus kali atau seribu kali.

“Tetapi ada juga yang baca shalawat sampai sepuluh ribu kali padahal dia juga sibuk kerja,” bebernya.

Padahal, kata Buya Yahya waktu dalam sehari dan sama-sama 24 jam.

“Apa yang membedakan, yaitu keberkahan waktu,” ungkapnya.

Kalau baca shalawat niatkan ingin dibanggakan oleh Rasulullah SAW.

“Sebab kalau kita tulus dengan Rasulullah juga tulus dengan Allah SWT,” sebutnya.

“Rasulullah berbangga di antara umat-umat yang lain,” katanya lagi.

Dia melanjutkan kalau sudah dibanggakan Rasulullah maka umatnya juga harus berbangga.

Hukum Istri Tidur Membelakangi Suami

Buya Yahya memberikan penjelasan hukum istri tidur membelakangi suami.

Hal itu ketika mendapati pertanyaan dari salah seorang jemaah yang menanyakan itu.

Memang saat itu tanpa disadari masih ada istri yang tidur membelakangi suami.

Apakah boleh atau berdosa jika istri tidur membelakangi suami?

Oleh karena itu Buya Yahya menjelaskan hukumnya.

Buya Yahya menerangkan dalam sebuah kajiannya dalam kanal YouTube Al-Bahjah Tv yang diunggah pada 7 Februari 2018 lalu.

Dia mengatakan masalah membelakangi adalah suka-suka asalkan tidak kurang ajar.

“Kadang punggunya sakit, miring sana sini jadi tidak dosa istrinya,” jelas Buya Yahya.

Dia melanjutkan tidak apa-apa membelakangi suami.

Membelakangi suami merupakan urusan kenyamanan pada saat tidur.

“Terpenting hatinya tidak boleh kurang aja,” saran Buya Yahya.

Tetapi baiknya kalau istri lebih sopan izin dulu mau membelakangi suami saat tidur.

“Bang, aku izin membelakangi ya?,” tiru Buya.

Tak terkecuali juga suami tidak perlu tidurnya berhadapan.

“Tidak apa-apa itu, sesaat melihat ke arah pasangan, sesaat menghadap ke lain,” kata dia.

Buya Yahya kembali menegaskan itu hanyalah kenyamanan pada saat tidur saja.

Lebih lanjut kata Buya Yahya, sebaik-baiknya tidur adalah yang menghadap kiblat, itu sunnah.

“Kalau menghadap kiblat tidak bisa tidurnya suami istri berhadapankan,” jelasnya.

Maka dari itu menurut Buya Yahya tidak harus saling berhadapan pasangan suami istri itu. [trb]

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *