Kita dan Apresiasi Di Sekitar Kita

Kita dan Apresiasi
Kita dan Apresiasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Ust. Buchory Muslim, Ketua Departemen Hukum dan Advokasi PP IPHI

Hajinews.id – Kita dan apresiasi atas kita dan apa yang kita lakukan adalah sangat terkait dengan waktu, tempat, keadaaan dan orang di sektar kita dan yang terkait dengan itu semua. Kita dapat dihargai dengan benar ketika berada di lingkungan yang pas dan pada waktu yang tepat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kita semua adalah orang yang biasa saja dalam pandangan orang-orang yang tidak mengenal kita. Tetapi, kita adalah orang yang menarik dan sangat dibutuhkan dimata orang yang kenal dan memahami kita. Bahkan jadinya kita bisa sangat
istimewa dalam penglihatan orang yang benar-benar mencintai kita.

Kita adalah pribadi yang garing, menjengkelkan, bahkan kelihatan serem bagi orang yang penuh kedengkian dan kebencian pada kita. Kita adalah pribadi jahat dalam tatapan orang yang iri dan sakit hati dengan kita.

Pada intinya, jangan terkesima apalagi terlena dan lupa diri. Karena, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda- beda dalam menilai dan mengapresiasi kita. Karenanya, tak perlu risau apalagi harus stres dan sampai putus asa. Santuy saja bro ! Kita sangat terkait erat dengan apa yang kita pikir dan lakukan. Maka lakukan yang terbaik dari apa yang kita tau dan bisa melakukannya !

Ada orang bisa berubah karena apa saja. Teori Abraham Lincoln menyebut di antaranya adalah ketika ia berkuasa. Dia bisa terlihat watak aslinya. Baik atau buruk dan bisa ‘semakin dan semakin’ dari keduanya.

Dalam Islam, orang boleh ‘meminta jabatan’, asal dia mampu dan bisa. Bahasa kekiniannya adalah profesionalitas dan the right man and the right place plus right time.

Memang ada pintu atau peluang seseorang itu bisa berubah drastis, setelah mengalami cobaan hidup sangat keras atau punya jabatan atau kedudukan tak terduga. Perubahan karakter itu bisa terlihat pada pergaulan di masyarakat atau pada pertemanan dan perkawanan sehari-hari.

Belajarlah dari Nabiyullâh Yusuf عليه السلام, sekalipun beliau yang ‘meminta’ jabatan, namun tetap tawâdlu dan menunjukkan jatidirinya sebagai Da’i yang terus berda’wah di Istana kebesaran. Bukan malah sebaliknya, sampai pintu mobil-pun minta dibukakan atau barang inventaris-pun dibuat seolah menjadi hak pribadi.

Penulis sangat ingat, salah satu isi buku tulisan Syaikh Fathi Yakan, Syaikh Hasan Al Banna dan Para Masyaikh lainnya, bacaan yang sangat berkesan sejak kecil adalah ‘Nahnu du’ât qabla kulla syai’ kami adalah Para Da’i, sebelum segala seuatunya.

Penulis menyebut dengan istilah, tetap Da’i. Di manapun dan kapanpun. Di Desa atau di Kota, di Pos ronda atau Istana, di surau kecil di penggunungan atau di Gedung megah dan mewah di Senayan, tetap Da’i. InsyaAllâh !

والله اعلم وبارك الله فيكم…

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *