Kapan Ulama Itu Mesti Menarik Diri Dalam Memberikan Peringatan?

Kapan Ulama Itu Mesti Menarik Diri Dalam Memberikan Peringatan?
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Jika anda sudah melakukan segala upaya untuk memperingati manusia disekitar anda, agar menjauhi prilaku munkar, tapi tidak juga ada perubahan, bahkan makin meluas, sebaiknya kembalikan semua urusan itu kepada Allah. Mengembalikan urusan kepada Allah artinya anda tarik diri, beristighfar mohon ampunan-Nya karena tidak mampu mencegah apa yang sedang melanda masyarakat disekitar anda. Langkah menarik diri ini mesti dilakukan dengan suatu kesadaran bahwa Allah Maha Berkehendak, Allah Mahakuasa, Allah Maha Mengetahui apa yang sedang berlangsung, termasuk anda yakin bahwa Allah Maha melihat apa yang telah anda lakukan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dengan demikian, penarikan diri dari memberikan peringatan kepada mereka yang melakukan kemungkaran anda lakukan sebagai wujud penyerahan diri kepada Allah.

Selanjutnya biarkan Allah dengan segala keagungan-Nya mengatasi makhluk-makhluk-Nya yang melakukan kemunkaran itu, apakah mencabut nyawanya, memberinya bala, atau memberinya jalan taubat. Semua itu sepenuhnya dalam kekuasaan Allah.

Dewasa ini, nampaknya sikap seperti itu, sudah saatnya dilakukan. Para ulama, habaib, ustadz, mereka yang mengenal Allah dengan segala keagungan-Nya, sebaiknya lebih banyak mendekatkan diri kepada-Nya. Lebih banyak beristighfar memohon ampunan-Nya. Dan biarkan Allah yang mengatasi apa yang diluar jangkauan kemampuannya untuk diatasi.

Kalau para politikus tidak lagi mau diingatkan untuk menjalankan amanah dengan benar, sebagaimana seharusnya, biarkan!

Jika aparat hukum masih terus saja melacurkan diri memperjualbelikan hukum biarkan!

Jika masyarakat luas mau terus bermaksiat bairkan!

Memang ada saatnya semua itu.

Kita tidak dapat mencegah Allah membuka aib seseorang dengan memperlihatkan kelakuan buruknya. Kita hanya bisa menjadikan semua itu pelajaran, sekaligus menguatkan agar kita mohon perlindungan Allah agar aib kita tidak dibukanya pula.

Tugas kita terhadap sesama itu hanya memberi peringatan. Tidak lebih. Jika kewajiban itu telah kita laksanakan, tapi tidak menghasilkan perubahan, kita sudah terbebas dari kewajiban. Karena sesungguhnya Allah menguji manusia itu tidak melebihi batas kemampuannya. Dan Allah pasti menghukum mereka yang melakukan kemungkaran. Kita tidak bisa mencegah siapapun yang Allah mau hukum karena kemungkaran yang mereka lakukan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *