Kemenkes Respons Pandu Riono Sebut Masyarakat Ditakut-takuti Omicron

dr Siti Nadia Tarmizi. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Epidemiolog Pandu Riono menyebut masyarakat Indonesia ditakut-takuti dengan Corona varian Omicron. Kementerian Kesehatan menyebut yang pemerintah lakukan yakni edukasi secara berkala dan memberikan data apa adanya.

“Yang kita lakukan adalah terus mengedukasi masyarakat dengan memberikan data-data dan informasi secara transparan dan meminta masyarakat untuk aktif menjaga diri dengan upaya pencegahan dan perlindungan dimulai dari diri sendiri,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Minggu (9/1/2022).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Siti mengatakan masyarakat memang tidak seharusnya panik dengan Omicron. Namun, dia meminta masyarakat untuk tetap waspada terkait penularan Omicron.

“Tetap waspada ndak boleh panik. tetap prokes dan waspada terhadap penularan omicron,” tuturnya.

Perihal masyarakat ditakut-takuti varian Omicron disampaikan Pandu untuk menanggapi hasil survei IPI. Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi menyebut pihaknya menangkap indikasi masyarakat Indonesia sudah jenuh dengan Corona.

“Jadi lagi-lagi, pandemi belum selesai, tetapi sepertinya publik mengalami kejenuhan, kelelahan. Beberapa indikator yang kami temukan ini,” kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei, seperti ditayangkan di kanal YouTube IPI, Minggu (9/1/2022).

Pandu Riono awalnya mengungkapkan sikap ketidaksetujuan ketika pemerintah berencana menerapkan PPKM level 3 selama libur Nataru 2021. Sebab, Pandu meyakini gelombang ketiga tidak akan terjadi.

“Pada waktu Nataru saya sudah membaca itu, kenapa kok tiba-tiba pemerintah mau melakukan PPKM level 3. Saya bilang nggak perlu. Saya melakukan protes keras, dan banyak sekali setiap mungkin 2-3 kali saya dalam setiap wawancara, seminar dan sebagainya, tidak gelombang 3, semua epidemiolog bilang ada gelombang 3, tidak ada saya bilang,” papar Pandu.

Pandu mengklaim tidak asal bicara. Dia mengaku memiliki data yang bisa dijadikan rujukan atas pernyataannya bahwa tak akan ada gelombang ketiga Corona.

“Kenapa kok begitu, saya berbeda pendapat? Karena saya yakin dengan data yang saya miliki dari DKI. Dan kalau itu berlaku di seluruh Indonesia, angkanya nggak beda jauh dan itu bisa sebagai penangkal adanya lonjakan walaupun Nataru,” jelasnya

Setelah menjabarkan sejumlah hal, termasuk soal kebijakan pemerintah yang berubah-ubah, baru kemudian Pandu menyebut soal masyarakat Indonesia sedang ditakut-takuti Omicron.

“Dan sekarang kita ditakut-takuti dengan Omicron. ‘Jakarta Omicron sudah menembus seribu’,” ucap Pandu.

Pandu menjelaskan seribu lebih kasus Omicron di Jakarta adalah pelaku perjalanan dari luar negeri. Kemudian, Pandu juga menegaskan bahwa vaksinasi bukan obat yang membuat orang kebal Corona.

“Tapi dari seribu itu, 900 itu bukan penduduk Jakarta, 900 itu adalah pelaku perjalanan luar negeri yang kemungkinan di negara sana Omicron-nya memang tinggi,” tutur Pandu.

“Memang vaksinasi tidak mencegah infeksi, tapi coba lihat, semua yang terdeteksi Omicron nggak ada yang sakit, tidak ada yang bergejala, tidak ada yang masuk rumah sakit,” sambung dia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *