Hikmah Siang : 5 Cara Mendidik Anak Menjadi Shaleh Sejak Dalam Kandungan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Mendidik anak harus dimulai sejak dalam kandungan. Pasalnya, jika usia kandungan sudah lebih empat bulan, janin dapat merespon secara aktif terhadap gerak orang tua.

Melansir Minanews.net, ada hubungan yang erat antara sang janin dengan kata-kata dan perilaku kedua orang tuanya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ada komunikasi hangat antara sang calon bayi dengan ayah ibunya. Karenanya, ketika sang ayah mengelus perut sang ibu, si ‘dede’ di dalam sana acapkali bergerak-gerak. Tanda menjawab komunikasi erat dengan ayahnya.

Dalam hubungan vertikal kepada Allah Sang Pencipta, pun telah terjadi komunikasi antara bayi di dalam kandungan dengan Sang Khalik.

Di dalam Al-Quran disebutkan bagaimana komunikasi itu terjadi.
“Dan [ingatlah], ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka [seraya berfirman]: “Bukankah Aku ini Tuhan kalian?” Mereka menjawab: “Betul [Engkau Tuhan kami], kami menjadi saksi”. [Kami lakukan yang demikian itu] agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami [bani Adam] adalah orang-orang yang lengah terhadap ini [keesaan Tuhan]”. (QS Al-A’raf: 172).

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa ruh manusia sudah mengakui keesaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sementara itu, dilansir dari beritasoloraya.com, Buya Yahya memberikan 5 tips cara mendidik anak dalam kandungan. Kiat-kiat dan amalan ini harus dilakukan istri atau suami, saat istrinya hamil besar.

Amalan yang harus dilakukan calon ayah dan ibu menurut Buya Yahya adalah:

1. Berdoa
Banyak-banyak memohon kepada Allah. Berdoa pada Allah agar kelak anak yang ada di dalam kandungan menjadi anak yang shaleh dan shalehah.

“Memohon sama Allah sebanyak-banyaknya. Ini doa. jangan lupa, sebanyak-banyaknya,” ujar Buya Yahya.

2. Kurangi Maksiat
Maksiat yang dilakukan orang tua, terutama ibu, secara tidak langsung berpengaruh pada janin.

“Karena apapun yang dilakukan saat maksiat, berpengaruh kepada janin. Tontonan seorang ibu akan ditonton, dilihat,” ujarnya.

Buya Yahya menegaskan, mendidik anak tidak hanya sesudah lahir. Pada dasarnya dalam mendidik anak terdapat tahap-tahapan tertentu.

“Jadi kalau kita bicara tentang mendidik anak, mendidik anak saat di kandungan, mendidik anak saat terlahir, mendidik anak saat mulai bicara, mendidik anak saat mulai akil baligh. Mendidik anak saat melanggar,” ucapnya.

Di dalam kandungan, anak sudah dididik, apalagi setelah ditiupkan ruh, saat orang tua berbicara, ruh anak mendengar. Selain mengurangi maksiat, orang tua harus menambah ketaatan.

“Memohon pada Allah, mengurangi kemaksiatan. Menambah ketaatan,” ucapnya.

Buya Yahya menegaskan bahwa maksiat akan menghalangi terkabulnya doa.

“Mengurangi kemaksiatan terlebih dahulu, sebab maksiat menyebabkan terhalanganya doa. Biar cepat dikabul, kurangi maksiat, sudah. Kita memohon dengan maksiat, akan lama itu,” ucapnya.

3. Rezeki yang Halal
Rezeki yang menjadi asupan makanan ibu, akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Untuk itu, makanlah hanya yang halal.

“Berusaha sebisa mungkin dengan rezeki yang halal. Jangan sampai kalau melakukan kebaikan menunda. Nanti berubah kalau lahir saja deh, nanti berubah kalau sudah nikah saja deh,” ujarnya.

Dalam hal ini, berubah menjadi orang tua yang baik, harus dilakukan sebelum anak lahir.

“Jauh-jauh sebelum anak lahir harus berubah kita. Mumpung anak kita belum lahir harus membuat perubahan,” ujarnya.

4. Membaca Al-Qur’an
Sering membaca Al-Qur’an dapat berpengaruh pada janin.
“Harus sering baca Al-Qur’an itu berpengaruh,” jelas Buya Yahya.

5. Lembut Pada Istri
Bagi seorang suami, jika istri sedang hamil, dianjurkan berlaku lembut. Apalagi jika terkait soal ngidam.

“Istri ngidam, dituruti saja. Jangan sampai anak lahir, kita berantem,” ucapnya.

Lembut suami akan membuat istri senang, itu dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dalam kandungan. Selain itu, Buya Yahya menganjurkan untuk memberikan nama yang baik pada anak.

“Saat memberi nama ada di hati anda dua hal. Pertama, makna nama itu benar dan baik. Maknanya harus benar. Di balik makna, itu niatkan. Kedua, dihubungkan dengan orang-orang mulia.”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *