Madrasah Harus Menjadi Bagian Penguatan Moderasi Beragama

SM/dok JEJARING HUMAS PENDIS: Staf Khusus Menag RI, Wibowo Prasetyo (dua dari kanan) didampingi Kepala Kanwil Kementerian Agama Jateng Musta’in Ahmad saat hadir dalam acara Jejaring dan Diseminasi Humas Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama di MAN Salatiga, Sabtu (5/2).
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



SALATIGA, hajinews.id – Staf Khusus Menteri Agama RI, Wibowo Prasetyo meminta para guru di madrasah menjadi salah satu bagian penting dalam penguatan moderasi beragama. Selain itu, mendukung penuh pencanangan Tahun Toleransi 2022. Pemerintah pada tahun ini akan mencanangkan Tahun Toleransi. Adapun, Kemenag menjadi pelaksana atas program besar tersebut.

“Tahun ini akan dicanangkan sebagai Tahun Toleransi. Ini membutuhkan partisipasi aktif, supporting dari seluruh satuan kerja di lingkungan Kemenag. Madrasah harus jadi salahsatu bagian penting mendukung Tahun Toleransi. Madrasah, termasuk para gurunya juga harus menjadi aktor dalam penguatan moderasi agama pada anak didik,” katanya saat menjadi Narasumber dalam acara Jejaring dan Diseminasi Humas Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Salatiga, Sabtu (52/2).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam acara yang diikuti para Kepala Madrasah dan Humas se-Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kota dan Kabupaten Magelang itu, Wibowo meminta para guru madrasah agar menyampaikan ke anak didik tentang pemahaman Islam yang moderat, bersikap toleran terhadap sesama. ‘’Misalnya jangan sampai ada siswa madrasah yang tidak mau hormat bendera, tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lainnya. Sikap kebangsaan semacam ini harus tertan kuat di kalangan siswa madrasah,’’ katanya.

Moderasi beragama itu menurutnya bukan agamanya yang dimoderasi, tapi cara keberagamaan kita. Pemahaman, cara pandang, dan perilaku kita dalam beragama yang dimoderasi. Dengan demikian kita akan makin toleran sesama umat beragama.

SM/dok
JEJARING HUMAS PENDIS: Staf Khusus Menag RI, Wibowo Prasetyo (dua dari kanan) didampingi Kepala Kanwil Kementerian Agama Jateng Musta’in Ahmad saat hadir dalam acara Jejaring dan Diseminasi Humas Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama di MAN Salatiga, Sabtu (5/2).

Bersikap Toleran

Dia menegaskan, merawat keberagaman dengan bersikap toleran terhadap sesama umat beragama ini harus terus dipupuk agar kekayaan sesungguhnya bangsa Indonesia ini tetap lestari. “Keberagaman di Nusantara inilah sejatinya kekayaan terbesar bangsa Indonesia, sekaligus menjadi kekuatan dalam menghadapi infiltrasi apa pun yang sifatnya merusak keutuhan bangsa dan negara,” tegas Wibowo.

Selain itu, Wibowo juga menyampaikan mengenai strategi manajemen kehumasan di madrasah. Menurutnya, madrasah harus mulai memaksimalkan publikasi atas berbagai keunggulan masing-masing agar masyarakat mengetahuinya bahwa madrasah adalah sekolah terbaik yang dipunyai negeri ini.

“Jangan malas mempublikasikan setiap capaian kinerja dan prestasi. Masyarakat perlu tahu ini. Bahwa madrasah kita ini sekarang sudah menjadi institusi pendidikan, sekolah yang hebat. Malah melompati sekolah umum. Prestasi madrasah yang saat ini sangat banyak membuat bangga. Jangan hanya jadi konsumsi internal, tapi share ke publik capain prestasi tersebut,” katanya.

Caranya, lanjut dia, kabarkan prestasi-prestasi membaggakan itu dengan merilia ke media. “Gandeng media kerjasama. Bikin meme, posting di media sosial. Desain harus menarik agar menyedot perhatian. Bikin juga konten podcast untuk diposting di youtube. Banjiri medsos dengan prestasi-prestasi madrasah. Ini juga upaya branding madrasah yang murah,” katanya.

Senada dengan Wibowo Kepala Kanwil Kemenag Jateng, Musta’in Ahmad mengatakan, publikasi sangat penting karena memengaruhi kinerja dan citra lembaga. “Kita bisa sangat-sangat, lancar dan terhambat karena adanya citra itu,” katanya.

Menurut Musta’in, selama ini banyak prestasi yang diraih oleh kinerja yang dilakukan masing-masing lembaga, namun karena tidak adanya manajemen publikasi maka masyarakat tidak mengetahuinya.

“Maka kita mesti mengemas prestasi itu untuk menjadikan modal dalam melangkah lebih baik berikutnya. Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, harus ada perubahan prestasi,” katanya.

Sementara, di tengah mulai melonjaknya penyebaran varian Omicron, dia juga mengingatkan madrasah tetap ketat menjaga protokol kesehatan (prokes). “Jangan anggap enteng virus ini. Penularannya lebih cepat dari varian sebelumnya. Bagi yang menyelenggarakan Pertemuan Tatap Muka (PTM) harus hati-hati. Taati SE Menag yang mengatur soal ini,” katanya. (agus)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *