Mahasiswa BPI UIN Walisongo Kampanye “Say No To Bullying”  

FOTO BERSAMA: Tim Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Kelompok 17 mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) dengan DPL dan koordinator rumah konseling usai sosialisasi ‘’Say No to Bullying’’ di masjid Raudlotul Jannah Pondok pesantren Fadhlul Fadhlan, Mijen, Kota Semarang Sabtu (12/2).
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



SEMARANG, Hajinews.id – Kelompok 17 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) UIN Walisongo Semarang mengadakan kampanye “Say No To Bullying” pada Sabtu (12/2)  di Masjid Roudhotul Jannah Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Kelurahan Pesantren, Mijen, Kota Semarang.

Kegiatan tersebut diikuti para santri, siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Al Musyaffa’ yang dikelola oleh pondok pesantren itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pembina Rumah Konseling Ainis Shofwah Mufarriha SSos menjelaskan, kegiatan itu bertujuan pencegahan bullying di kalangan pondok pesantren. Acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa BPI berkolaborasi dengan rumah konseling ini merupakan puncak berakhirnya PPL di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan yang diasuh oleh Dr KH Fadlolan Musyaffa Lc MA.

FOTO BERSAMA: Tim Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Kelompok 17 mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) dengan DPL dan koordinator rumah konseling usai sosialisasi ‘’Say No to Bullying’’ di masjid Raudlotul Jannah Pondok pesantren Fadhlul Fadhlan, Mijen, Kota Semarang Sabtu (12/2).

‘’Tujuan diselinggarakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran diri pada para santri, siswa MTs/MA Al Musyaffa,’’ kata Ainis Shofwah. Dia berharap kegiatan itu dapat berkontribusi pada rumah konseling sebagai bagian dari Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, para siswa MTs/MA Al Musyaffa’ dapat menjadi bagian pada rumah konseling baik sebagai konseli maupun konselor.

Ketua Kelompok  17 PPL BPI UIN Walisongo, Rahmat Hidayat mengatakan, jika keterampilan yang dimiliki oleh pengurus rumah konseling diharapkan mampu menerapkan ilmu dan ketrampilan dalam mengatasi dan menangani masalah yang terjadi di lingkungan pondok pesantren.

Kampanye “Say No To Bullying” menghadirkan narasumber Maryatul Kibtyah sekaligus dosen pembimbing lapangan kelompok 17.

Terjadi Kapan Saja

Menurut Kibtyah, Tema itu cocok dengan situasi sekarang. ‘’Tindakan bullying tanpa disadari bisa terjadi di mana saja, kapan saja dan dialami oleh siapa saja tanpa pandang bulu, terutama di kalangan anak dan remaja. Bullying merupakan tindakan negatif yang muncul dari seseorang atau lebih yang mempunyai kekuatan untuk membully yang identik dengan penindasan, perundungan, penghinaan, perendahan, pelecehan, kekerasan, dan mengintimidasi,’’ kata Kibtyah.

Pembullyan menurutnya biasanya terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara dua kubu yaitu kubu yang kuat dan kubu yang lemah sehingga kubu yang lemah tidak dapat mempertahankan diri untuk melawan kubu yang kuat karena merasa lemah dan tidak mempunyai keberanian untuk melawan.

‘’Mengapa tidak berani melawan lha wong sama-sama makannya nasi koq ya harus berani. Karena jika tindakan itu dibiarkan terus akan merajalela. Pelaku bullying tidak tahu bahwa perbuatannya itu berdampak negatif bagi dia sendiri maupun bagi korban dan lingkungan sekitar. Bahkan bisa masuk kategori tindak criminal,’’ katanya.

Menurut Kibtyah, bullying bertentangan dengan ajaran Islam karena termasuk ahlak tercela (madzmumah). Kegiatan sosialisasi ini juga diselingi dengan diskusi secara langsung, sehingga acara ini dapat menambah pemahaman siswa-siswi MTS/ MA Al Musyaffa’. (agus)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *