Hikmah Siang : Keutamaan Dzikir La Ilaha Illallah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – La ilaha illallah adalah kalimat Tauhid yang bermakna Tiada Tuhan Selain Allah. Ini adalah kalimat yang utama dan merupakan zikir yang paling utama.

La ilaha illallah kalimat yang meng-Esakan Tuhan. La ilaha illallah artinya tiada Tuhan selain Allah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Berdasarkan penjelasan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yakni H Mawardi AS, yang dikutip Tribun Manado dari Tribun Pekanbaru, disebutkan bawah di dalam Al – Quran perintah berdzikir diungkapkan berkali-kali dan pada umumnya muncul dalam tiga redaksi.

Tiga redaksi tersebut yaitu: “Dan sebutlah nama Tuhanmu” (Al-Insan, 76:25), atau ‘Dan sebutlah Tuhanmu’ (Ali Imran, 3:41), atau ‘Dan sebutlah Allah’ (Al-Anfal, 8:45; Al-Jumu’ah 62:10).

Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai lafal yang ma’tsur dari hadis-hadis Nabi saw seperti subhanallah, alhamdulillah, Allahu akbar, la ilaha illallah, istighfar, salawat, al-asma al-husna, membaca ayat-ayat suci al-Quran, dan lain sebagainya.

Hanya saja, lafal dzikir yang paling utama dan paling agung adalah al-nafy wa al-itsbat (di-Indonesiakan menjadi “nafi-isbat”), yaitu ungkapan la ilaha illallah ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’.

Yang didasarkan pada hadis Nabi yang menyatakan bahwa Dzikir yang paling utama adalah la ilaha illallah” (Shahih Ibni Hibban, III:126; Sunan al-Tirmidzi, V: 426 dan Sunan Ibn Majah, II: 1249).

Selanjutnya Nabi SAW mengatakan: “Allah benar-benar mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan la ilaha illallah semata-mata mengharap ridha-Nya” (Shahih al-Bukhari, I: 164, V: 2063).

Di samping itu, keutamaan dzikir ini dapat dipahami dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam-imam hadis lainnya:

“Orang yang paling berbahagia dengan syafaat ku di Hari Kiamat kelak adalah orang yang berdzikir dengan la ilaha illallah secara murni dari kalbu atau jiwanya” (Musnad Ahmad, II:373; Shahih al-Bukhari, I: 49, V: 2402; al-Sunan al-Kubra, III: 42).

Lafal dzikir nafi isbat (la ilaha illallah), dipilih dan dilazimkan oleh ahli Thariqah Naqsyabandiyah sebagai lafal dzikir yang paling dominan.

Dalam Khulashah al-Tashanif fi al-Tashawwuf yang terhimpun dalam Majmu’ Rasail al-Imam al-Ghazali, Imam al-Ghazali menegaskan,

“Penyucian jiwa yang paling efektif adalah dengan mengintensifkan dzikir Tarekat al-Naqsyabandiyah, yaitu dzikir dengan ismu dzat dan nafi isbat” [Majmu’ Rasail al-Imam Ghazali , hal 179].

Rasulullah SAW bersabda,”(Kalimat) paling utama yang aku (Rasulullah) dan para nabi sebelumku adalah “La ilaha Illallah.”

Menurut Imam al-Qusyairi, zikir kalimat tauhid pada setiap pagi sebanyak 1.000 kali dalam kondisi bersuci akan mempermudah membuka pintu rezeki.

Dzikir dan perantara doa.

Dari Abu Sa’id Al Khudri rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

Musa berkata: Wahai Tuhanku ajarkanlah kepadaku sesuatu, yang aku akan berdzikir dan berdoa kepada-Mu dengannya.

Allah berfirman: Wahai Musa ucapkanlah Laa ilaaha illallah.

Musa berkata: Wahai Tuhanku seluruh hambaMu mengucapkan kalimat ini.

Allah berfirman: Wahai Musa ! Seandainya langit tingkat tujuh dan apa yang ada didalamnya serta bumi tingkat tujuh selain Aku diletakkan di suatu timbangan, dan laa ilaaha illallah diletakkan di timbangan yang lain, maka akan berat timbangan laa ilaaha illallah.” (HR. Ibnu Hibban, Hakim – Fathul Bari : 11/28 )

Kiamat tak terjadi selagi ada Laa ilaaha illallah.

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Tidak akan terjadi kiamat (apabila) masih ada orang yang menyebut laa ilaaha illallah”. (HR. Ibnu Hibban, – Ta’liqotul Hisan: 6809, Ash Shohihah: 3016).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *