Waspada! BNPT Sebut Teroris Kini Ada di Ormas Islam Hingga Lembaga Negara

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Jakarta, Hajinews.id – Sejak awal tahun 2022, BNPT mengungkap hasil penyelidikan mereka terkait pergerakan jaringan terorisme di Indonesia. Hal itu pun sempat menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Kini, BNPT kembali menyampaikan pernyataan yang tak kalah mengejutkan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengungkap strategi baru yang digunakan jaringan teroris. Para anggota teroris kini disebut sudah bersembunyi di antara partai, ormas Islam, maupun lembaga negara.

Menurut Direktur DeradikalisasiBNPT, Irfan Idris, meskipun kelompok teroris kerap menyatakan anti-demokrasi, sebenarnya mereka juga menerapkan sistem tersebut untuk menguasai lembaga secara formal.

“Jangankan lembaga negara, jangankan partai. Organisasi ummat yang sangat kita harapkan melahirkan fatwa-fatwa atas kegelisahan umat terhadap persoalan kebangsaan itu juga dimasuki (teroris),” ujar Irfan dalam Sharing Session BNPT di Jakarta Selatan, Jumat (18/2).

Irfan menjelaskan bahwa perubahan strategi kelompok teroris ini terjadi sejak pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi menyebarkan seruan agar pengikutnya (simpatisan, militan, pendukung, dan kelompok inti) tidak mesti datang ke Suriah. Atas dasar seruan itu, kelompok teroris berencana membuat wilayah Poso, Sulawesi Tengah sebagai pusat aksi. Tapi rencana itu terkendala kematian pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT), salah satu organisasi pendukung ISIS yang dieksekusi aparat.

“Ini perubahan strategi mereka setelah Abu Bakar Al Bagdhadi mengumandangkan, menginstruksikan, untuk melakukan pola jangan semuanya harus ke Suriah,” ujar Irfan.

Meski begitu, Irfan menegaskan bahwa pernyataan soal keberadaan teroris di suatu partai maupun Ormas, bukan bermaksud untuk menuding lembaga sebagai organisasi teroris. Info itu diungkap agar lembaga-lembaga tersebut waspada.

Dijelaksn bahwa saat menyusup ke partai ormas, maupun suatu lembaga negara, teroris tidak langsung melancarkan aksi. Di perguruan tinggi misalnya, mereka melakukan langkah demi langkah untuk menguasai lembaga itu. Mereka juga kerap menggunakan istilah yang digunakan oleh orang pada umumnya guna menarik simpati seperti, pengajian, tabligh akbar, halaqah, dsn lainnya.

“Tidak langsung melakukan aksi di pendidikan tinggi tapi melakukan proses-proses awal, misalnya pengajian, dengan sangat disayangkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, dalam beberapa bulan Densus 88 menangkap sejumlah terduga teroris. Sebagian dari mereka merupakan anggota partai seperti Partai Dakwah dan Partai Ummat. Selain itu, mereka juga tercatat sebagai anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *