BRIN: Penentuan Awal Ramadan 2022 Berpotensi Berbeda

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jakarta, Hajinews.id – Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin memperingatkan bahwa akan terjadi perbedaan penentuan awal bulan Ramadan 2022.

Sebab, Djamaluddin memprakirakan pengamatan hilal di mana merupakan salah satu metode penentuan awal Ramadan, pada 1 April 2022 mendatang, hilal belum akan tampak. Karena umumnya di wilayah Indonesia tinggi bulan kurang dari 2 derajat.

Sementara PP Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan jatuh pada 2 April.

“Dengan kriteria wujudul hilal, Muhammadiyah sudah memutuskan 1 Ramadhan 1443 = 2 April 2022. Namun hilal terlalu rendah untuk diamati. Umumnya di wilayah Indonesia tinggi bulan kurang dari 2 derajat. Itu artinya, rukyatul hilal (pengamatan hilal) pada saat maghrib 1 April berpotensi tidak terlihat,” kata dia lewat tulisan yang diunggah dalam blog pribadinya dan dikonfirmasi INDONESIATODAY.CO.ID, Sabtu (5/3/2022).

“Kalau pun ada yang melaporkan menyaksikan, itu sangat meragukan sehingga berpotensi ditolak saat sidang itsbat. Sehingga berdasarkan rukyat, 1 Ramadhan 1443 kemungkinan besar pada 3 April 2022,” sambung dia.

Sebenarnya peringatan akan potensi perbedaan awal Ramadan 1443 sudah pernah dituliskan Djamaluddin dalam blog yang sama. Hal ini mengacu pada Kalender 1443 dengan berbagai kriteria. Juga ketika membandingkan dengan kondisi Rajab 1443.

“Namun perlu ditambahkan pertimbangan terbaru terkait dengan kebijakan Kementerian Agama yang mengadopsi Kriteria Baru MABIMS,” katanya.

Pada Takwim Standar (kalender Islam rujukan) oleh Kementerian Agama memang tercantum 1 Ramadhan 1443 = 2 April 2022 berdasarkan ketinggian bulan (dengan perhitungan lain) di Pelabuhan Ratu sedikit di atas 2 derajat. Dengan menggunakan kriteria lama, menurut Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah, Kemenag tersebut, kondisi itu sudah dianggap masuk tanggal baru.

“Tetapi, dengan perhitungan yang lebih akurat, misalnya dari Accurate Times, memang di kawasan barat Indonesia pun tinggi bulan pada 1 April 2021 umumnya di bawah 2 derajat. Ini data hisab (perhitungan astronomi) di Surabaya, Jakarta, dan Medan yang menunjukkan tinggi bulan (Topographic Moon Altitude) kurang dari 2 derajat,” jelasnya.

Sejak awal 2022 Kementerian Agama mengadopsi Kriteria Baru MABIMS, yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Dengan kriteria baru tersebut, posisi bulan di wilayah Indonesia dan negara-negara Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura (negara-negara MABIMS) belum memenuhi kriteria.

“Dengan kriteria baru MABIMS, pada 1 April posisi bulan tidak mungkin teramati. Jadi 1 Ramadhan 1443 = 3 April 2022. Jadi sangat mungkin Sidang Itsbat pada 1 April 2022 akan memutuskan 1 Ramadhan 1443 jatuh pada 3 April, berbeda dengan Muhammadiyah yang mengumumkan 1 Ramadhan 1443 jatuh pada 2 April 2022,” tegas Djamaluddin.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *