Oleh: M. Ridwan Hilmi ( Pengasuh Pengajian Tafaqquh Fiddin Jabodetabek )
Hajinews.id – Dahulu, sebelum bahasa Indonesia lahir, tulisan Arab pernah dipribumisasi. Tidak terbatas di negeri yang saat ini disebut Indonesia, tetapi Nusantara. Nusantara ini jika tidak keliru meliputi bangsa Melayu yang mendiami Asia Tenggara. Termasuk di dalamnya Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand dll.
Bentuknya berupa tulisan Arab, namun bahasanya Melayu, Jawa, Sunda dan mungkin bahasa daerah lainnya. Isinya tentang berbagai cabang Ilmu Islam. Digunakan di pesantren, dayah, madrasah dll.
Meski begitu, seni tulisnya tetap mengikuti seni tulis Arab. Tidak dipaksa mengikuti seni tulis daerah. Paling seni lukis dibuat untuk menghias pinggir halaman Al-Quran dll.
Dengan kearifan itu, tulisan Arab selaras dan harmoni berjalan bersama dengan rasa asli dalam wujud bahasa dan seni daerah. Islam pun berkembang dengan baik.
Tulisan Arab sendiri memiliki kedudukan istimewa. Juga nilai barokah. Sebab, sejatinya merupakan pilihan Allah SWT. Ia berfirman dalam Al-Quran. Seluruhnya berbahasa Arab. Dituliskan juga dalam bahasa Arab.
Sejak ribuan tahun silam, bahasa dan tulisan Arab sama persis dengan yang saat ini digunakan bangsa Arab. Begitupun Al-Quran. Sejak Nabi SAW terima 1443 tahun lalu hingga kini tetap seperti itu. Asli tidak ada perubahan.
Al-Quran yang dibaca umat sejak para sahabat, tabiin, tabi’ tabi’iin, ulama-ulama besar madzhab, ulama-ulama dari beragam ilmu, ya sama persis dengan yang dibaca umat di zaman kini. Begitu juga umat Muhammad SAW yang akan lahir kemudian.
Maka kebenaran asli ini layak dijadikan pedoman jalan hidup. Tanpa ada keraguan. Bahasa dan tulisan Arab ini serta Al-Quran Al-Karim tidak dapat dipisahkan. Belajar bahasa dan tulisan Arab bagian dari urusan agama. Sebab itu hukumnya jatuh wajib dan berpahala.
Berbeda dengan bahasa ‘Ajam (bahasa selain Arab). ‘Ajam ini akan terkena perubahan bahkan mungkin kepunahan. Fungsinya semata lingua franca (alat komunikasi/pergaulan). Pintar bahasa ‘Ajam bagus. Apalagi bahasa komunikasi utama antar negara. Tapi, tidak bisa menyamai keistimewaan bahasa Arab sebagai bahasa wahyu.
Cileungsi, 10 Sya’ban 1443 H/13 Maret 2022 M