Menyayat Hati! Ibu-ibu Meninggal saat Antre Minyak Goreng, Nyawa Rakyat Jadi Harga dari Kebijakan Amburadul Pemerintah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id– Kasus seorang ibu-ibu yang meninggal dunia pada saat mengantre minyak goreng menjadi sorotan.

Seorang ibu rumah tangga di Kalimantan Timur meninggal saat antre minyak goreng pada Sabtu, 12 Maret 2022 pagi.Sebelum berangkat, ibu bernama Sandra (41) tersebut sempat mengeluhkan sakit dada. Bahkan, sang suami melarangnya mengantre minyak goreng.Dia pun mengatakan tidak akan jadi membeli jika memang kondisi di lokasi sudah ramai.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Begitu tiba di lokasi, Sandra melihat sudah ada kerumunan. Dia yang terpisah dari kerumunan kemudian pingsan dan sempat kejang. Dia kemudian dibantu oleh warga dan dievakuasi ke RSUD Abdul Rivai Tanjung Randeb, tetapi di tengah perjalanan meninggal dunia.

Apa yang terjadi saat ini pun dinilai sebagai cerminan dari kebijakan yang tidak dikoordinasi dengan baik oleh pemerintah.

“Ya itu istilah tepat, akhirnya kebijakan-kebijakan yang tidak dikoordinasi itu langsung harganya adalah nyawa rakyat Indonesia,” ucap Rocky Gerung, Minggu, 13 Maret 2022.

Dia pun mengungkapkan bagaimana ibu-ibu tersebut sudah bersiap sejak pagi untuk antre minyak goreng demi memenuhi kebutuhan rumah tangga.

“Saya bisa bayangkan dia bersiap-siap pagi-pagi dari rumahnya tuh karena memang kebutuhan minyak goreng, lalu dia mulai antri dan bahkan mungkin antrean belum panjang. Tapi dia niatkan itu supaya dia tiba lebih cepat dan terus bisa bawa pulang minyak goreng,” tutur Rocky Gerung.

Akan tetapi, apa yang dibawa bukanlah minyak goreng, melainkan kabar duka dari ibu tersebut.

“Dan yang terjadi, yang dibawa pulang adalah jenazah almarhumah,” kata Rocky Gerung.

Dia pun menekankan bahwa apa yang terjadi seharusnya menjadi renungan, terutama bagi pemerintah.

Apalagi, Presiden Jokowi justru sedang ‘asyik’ bersiap merayakan pembangunan Ibu Kota Negara Baru (IKN). Orang nomor satu itu akan berkemah di titik nol IKN Nusantara bersama 33 gubernur mulai 14 sampai 15 Maret 2022.

“Itu yang musti bikin renungan, sementara Presiden sedang bersiap-siap untuk merayakan ibukota negara dengan mengundang segala macam pejabat negara untuk bersukaria di situ kan. Ini ada kontras,” ujar Rocky Gerung.

Dia menyinggung bagaimana Indonesia sebagai negara Pancasila justru tidak bisa mengimplementasikan poin-poin yang tercantum di dalamnya,

“Lalu kalau kita bayangkan bahwa bangsa ini ada Pancasila, ada kemanusian yang adil dan beradab pada keadilan sosial, semua itu nilai yang akhirnya batal karena ketidakmampuan presiden untuk menjamin kesejahteraan rakyat,” kata Rocky Gerung.

Dia kemudian membandingkan apa yang terjadi di Indonesia dengan negara-negara Barat.

“Ini terjadi di Indonesia, kalau di negara-negara Barat 1 euro naik harga tomat, harga kentang naik 10 sen, itu pemerintah jatuh karena nggak bisa jamin stabilitas ekonomi, apalagi soal keadilan,” ujar Rocky Gerung.

Akan tetapi, dia mengatakan bahwa kultur yang dimiliki Indonesia berbeda, apalagi melihat tragedi antrean minyak goreng tersebut.

“Tapi kultur yang beda, kita punya Pancasila tapi membiarkan orang antre sudah berbulan-bulan peristiwa itu, dan Tidak seorang pun yang di kabinet yang mampu menerangkan apa yang terjadi, saling lempar tanggung jawab aja,” kata Rocky Gerung.

“Dan Presiden Jokowi seolah-olah enggak anggap bawah ini penting, yang dipentingkan adalah mercusuar di pulau Kalimantan,” ucapnya menambahkan.

Padahal, apa yang terjadi saat ini merupakan ‘ongkos kemanusiaan’ dari kebijakan pemerintah yang amburadul.

“Padahal ini adalah ongkos kemanusiaan dari kebijakan yang amburadul, yang dulu Presiden Joko Widodo ‘saya tahu kartel mana yang memainkan harga komoditas, kartel mana yang berupaya untuk ambil keuntungan’,” tutur Rocky Gerung.

“Sekarang kartel itu ada di sekitar dia, Dan kartel-kartel inilah yang menyebabkan secara hukum kita enggak katakan bahwa ibu itu meninggal karena kartel, tetapi secara sosiologi kita tahu bahwa ibu itu menderita karena kebijakan yang tidak memperhatikan fasilitas publik. itu intinya,” ujarnya.

Rocky Gerung pun mempertanyakan kepada siapa masyarakat harus meminta pertanggungjawaban terkait kejadian tersebut.

“Kepada siapa kita minta pertanggungjawaban? kalau di Eropa itu artinya pada presiden atau perdana menteri, kalau di sini nanti nih ‘kok Presiden Jokowi lagi yang salah’ tuh, ya udah kita beda kultur dan beda kecerdasan,” katanya, dari kanal Youtube Rocky Gerung Official.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *