Berikut tuntunan Salat Tarawih sendiri di rumah.
Salat Tarawih yang dikerjakan sendiri sebenarnya tidak berbeda dengan ibadah yang dilaksanakan ketika di masjid.
Berikut penjelasannya dikutip dari Dr.Marabona Munthe, M.E. Sy dalam artikel Tata Cara Salat Tarawih di Rumah Berjamaah dan Sendiri-sendiri.
Salat Tarawih berjamaah, perlu adanya seorang imam yang memimpin salat dan makmum.
Berbeda dengan salat Tarawih sendiri tidak perlu adanya seorang imam.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (halaman 43) yang berpendapat bahwa salat tarawih dikerjakan 8 rakaat.
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah salat lebih dari 11 rakaat baik di bulan Ramadan atau di bulan lainnya. Beliau salat 4 rakaat, jangan tanya mengenai bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau salat 4 rakaat, jangan tanya mengenai bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau salat 3 rakaat.” (HR. Bukhari no. 2013, Muslim no. 837).
Salat Tarawih tersebut dikerjakan 4 rakaat sebanyak dua kali dalam hadis di atas adalah salat tarawih ditambah dengan tiga rakaat salat witir.
Menurut keterangan jumhur ulama dari kalangan Syafi’iyyah, Malikiyyah dan Hanabilah, juga pendapat Abu Yusuf dari Hanafiyah, Salat Tarawih dilakukan dua rakaat-dua rakaat.
Dalam Buku Saku Ramadan karya Ma’ruf Khozin, dalil salat tarawih 20 rakaat merujuk pada riwayat 4 tabiin, yaitu Said bin Yazid, Yazid bin Rauman, Yahya bin Said al-Qathan, dan Abdul Aziz bin Rafi’.
Pendapat lain menurut riwayat Yazid bin Rauman yang berbunyi:
“Umat Islam di masa (Khalifah) Umar bin Khattab RA beribadah di malam bulan Ramadan dengan 23 rakaat.”
Maksud dari 23 rakaat dalam riwayat di atas adalah 20 rakaat untuk salat tarawih dan tiga rakaat salat witir.
Biasanya, tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan melakukan salat 2 rakaat sebanyak 10 kali.
Kemudian, salat witir dilaksanakan dua kali, masing-masing 2 rakaat dan 1 rakaat.
Untuk rakaat salat tarawih bisa mengikut satu dari beberapa pendapat di atas.