Amien Rais Tekankan Rezim Jokowi – Luhut Harus Berakhir pada 2024

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Partai Ummat besutan Amien Rais bergabung dengan kebijakan beberapa partai sebelumnya yang menyatakan sikap dengan menolak dengan tegas perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Majelis Syuro dari Partai Ummat, yaitu Amien Rais

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

melalui kanal YouTube pribadinya pada Sabtu, 2 April 2022.

Amien Rais mengingatkan bahwa Pemerintahan Presiden Jokowi harus berakhir pada Oktober 2024 dan tidak boleh diperpanjang lagi dengan alasan apa pun.

Amien Rais dengan lantang mengingatkan pada duet antara Presiden Joko Widodo dan Menko Luhut Panjaitan sebagai simbol dan subtansi rezim yang berkuasa saat ini harus turun saat masa jabatannya berakhir.

“Duet Jokowi-Luhut yang selama ini menjadi simbol dan substansi rezim yang berkuasa sekarang ini, itu sesungguhnya, jangan lupa, harus berakhir pada Oktober tahun 2024. Jadi, setelah itu tidak boleh lagi,” ujar Amien Rais

Dengan ini terhitung sudah beberapa partai besar yang menolak wacana perpanjangan masa jabatan Presiden, diantaranya PDIP, Gerindra, Nasdem, PPP.

Dalam video tersebut Amien Rais juga melempar kritik keras terhadap Jokowi-Luhut. Amien menyebut Jokowi-Luhut rezim ugal-ugalan dan ingin menang sendiri.

“Daripada saya bicara dalam rangka membayangkan oknum tertentu, lebih baik saya landing saja realitas politik kita sekarang ini duet Jokowi-Luhut yang saat ini menjadi simbol dan substansi rezim yang berkuasa saat ini bahwa sesungguhnya harus berakhir pada Oktober 2024,” kata Amien melalui video yang diunggah di akun Youtube Amien Rais Official dengan judul “DUET JOKOWI LUHUT TIDAK KITA PERLUKAN LAGI”.

Mantan Ketua MPR RI sekaligus salah satu tokoh penting dalam reformasi 1998 tersebut mengkritik cara-cara pihak yang ingin memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi.

Amien menuding Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ada andil dalam menggerakkan perpanjangan masa jabatan Presiden.

“Dua oknum ini lantas menggerakkan berbagai cara kekuatan tekad ala Orde Baru dulu, kita masih terngiang-ngiang bagaimana rakyat kita dibodohi, ditekan, bahkan diancam untuk menggoalkan sebuah tujuan politik yang sebenarnya jahat, crime, political crime,” tuturnya.

Amien mengaku sedih melihat kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Sebab, ada upaya pihak tertentu untuk menggerakkan massa demi memuluskan niat tujuan jahat politiknya. Padahal, hal itu bertentangan dengan konstitusi.

“Saya kasihan terus terang melihat keadaan kita saat ini, dikerahkan seluruh lurah dari seantero Indonesia. Nanti juga mungkin asosiasi tertentu, kemudian nanti eksponen bangsa, petani, nelayan, buruh, pegawai negeri, tapi kan ini sebuah yang kosong substansi kemudian abal-abal tidak ada bobotnya,” jelasnya.

Amien dengan tegas menolak adanya tiga periode masa jabatan Presiden Jokowi.

“10 tahun belum cukup. Masih mau lagi. Jika tiga periode tak kita halangi, itu bakal macam-macam,” katanya.

Amien juga mengatakan Jokowi mabuk akan kekuasaan. Menurut Amien, Jokowi tidak merasa puas dengan kekuasaan 10 tahun.

“Nah, Saudara sekalian, saya bahkan berani mengatakan di sini, Pak Jokowi dengan pahlawan ini sudah sudah istilahnya itu power drunken, sudah mabuk kekuasaan 10 tahun belum cukup masih ingin lagi, ingin lagi,” ucapnya.

Amien memahami akan ada banyak kritik atas pernyataannya itu. Namun dia tidak mempedulikan karena apa yang dia ungkap bagian dari sikap demokratis.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *