Menyambut Tamu Agung Ramadan

Tamu Agung Ramadan
Tamu Agung Ramadan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Andaikan sultan, raja, kyai atau orang mulia yang akan datang ke rumah kita, sambutan apa yang hendak dipersembahkan untuk tamu agung tersebut? Secara sosial, masyarakat pada umumnya antusias dalam menyambut tamu agung ini. Lalu bagaimana dengan Ramadan? Satu-satunya bulan istimewa yang disebut dalam al-Qur`an; bulan yang biasa disebut penuh ampunan, berkah, rahmat, dan pembebas diri dari api neraka. Apakah sama penyambutannya dengan tamu agung yang lain?

Penyambutan kita terhadap Ramadan merupakan cerminan keimanan dan kunci sukses menuju Ramadan. Dalam masalah ini, kita bisa melihat betapa antusiasnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menyambutnya. Anas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum Ramadhan biasa berdoa:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah! Berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadan.”

(HR. Thabrani).

Di sini jelas bahwa jika sebelum Ramadan, minimal pada bulan Rajab dan Sya’ban, amalan kita untuk menyambut Ramadanadalah amalan yang diberkati, maka insyaallah akan sukses dalam menjalani Ramadan…

Menurut Mu`alla bin al-Fadhl dalam kitab yang berjudul: Nidâu al-Rayyân fî Fiqhi al-Shaum wa fadhli Ramadan’, karya: Abu Bakar Jabir al-Jazāiri (1/164); demikian juga dalam, ‘Istiqbâlu al-Muslimîn li Ramadhâna’, karya: `Athiyah bin Muhammad Salim (1/26), menyatakan: “Para salafus shalih enam bulan sebelum Ramadan (terbiasa) memohon kepada Allah Azza wa Jalla supaya bisa berjumpa Ramadhan. Apabila mereka sudah menjumpai Ramadhan, mereka memohon agar diberi taufik serta dianugerahi kesungguhan dan semangat oleh-Nya. Apabila mereka telah menyempurnakannya, mereka memohon pada-Nya agar amalan enam bulan setelah Ramadhan bisa diterima…

Bayangkan bagaimana begitu luar biasanya mereka dalam menyambut Ramadan. Enam bulan sebelum Ramadan sudah dipersiapkan secara matang. Sedangkan 6 bulan setelahnya, digunakan sebagai momen untuk mengintrospeksi diri dam menengadah ke haribaan Allah Azza wa Jalla agar segenap amalan di bulan Ramadan bisa diterima sampai bertemu kembali dengan Ramadhan…

Saudaraku,
Dalam tradisi orang Muslim, sebagaimana cerita Abdul Aziz bin Marwan pun ada doa yang biasa dilantunkan untuk menyambut Ramadan:

اللّهُمَّ قَدْ أَظَلَّنَا شَهْرُ رَمَضَانَ وَحَضَرَ فَسَلِّمْهُ لَنَا وَسَلِّمْنَا لَهُ، وَارْزُقْنَا صِيَامَهُ وَقِيَامَهَ. وَارْزُقْنَا فِيْهِ الْجِدَّ وَالْاِجْتِهَادَ وَالنَّشَاطَ، وَأَعِذْنَا فِيْهِ مِنَ الْفِتَنَ.

“Ya Allah! Ramadan telah hadir mendatangi kita, maka sampaikanlah kami kepadanya dengan selamat demikian juga sebaliknya. Anugerahkanlah kepada kami rezeki agar mampu melaksanakan puasa dan shalat malam di bulan Ramadan. Karuniakan kami ketekununan, kesungguhan dan semangat (dalam menjalaninya) dan kami berlindung kepada-Mu dari fitnah-fitnah yang ada dalam bulan Ramadan.”

(Abdurrahman An-Najdi, Wadhâ`ifu Ramadan, 11)

Lihat bagaimana optimisme mereka dalam menyambut Ramadan. Doa-doa senantiasa terlantun untuk menyambutnya. Doa-doa yang terpanjat tersebut, tidak akan bisa diterima dengan baik, kecuali dipersiapkan secara matang sebelum Ramadan…

Sedangkan Yahya bin Abi Katsir mempunyai doa khusus untuk menyambut Ramadan:

اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ، وتسلَّمه مِنِّي مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadan, dan antarkanlah Ramadan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadan.”

(Abdurrahman An-Najdi, Wadhâ`ifu Ramadan, 11)

Untuk sampai ke bulan Ramadan memang sebuah nikmat agung yang harus disyukuri. Jika sebelum Ramadan tidak dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, bagaimana mungkin bisa mensyukuri nikmat agung ini?

Saudaraku,
Salah satu tanda keimanan adalah seorang Muslim bergembira menyambut Ramadan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka ia persiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang tamu Ramadanakan datang. Tentu lebih senang lagi jika ia menjumpai Ramadan…

Hendaknya seorang muslim khawatir akan dirinya jika tidak ada perasaan gembira akan datangnya Ramadan. Ia merasa biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Bisa jadi ia terluput dari kebaikan yang banyak. Karena ini adalah karunia dari Allah Azza wa Jalla dan seorang Muslim harus bersuka cita…

Allah Azza wa Jalla berfirman,

ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ

“Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

(QS. Yunus: 58)

Lihat bagaimana para ulama dan orang shalih sangat merindukan dan berbahagia jika Ramadan akan datang. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata,

ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒُ : ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳُﺒَﻠِّﻐَﻬُﻢْ ﺷَﻬْﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻧَﺎﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻠَﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ

“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shalih di Ramadan yang lalu) mereka.“

(Latha’if Al-Ma’arif hlm. 232)

Kegembiraan tersebut adalah karena banyaknya kemuliaan, berkah, dan keutamaan pada bulan Ramadan. Betapa beribadah dan bermunajat semakin nikmat kehadirat Allah Azza wa Jalla…

Kabar gembira mengenai datangnya Ramadan sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

“Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.”

(HR. Ahmad dalam Al-Musnad 2/385)

Ulama menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan kita harus bergembira, bersuka cita dengan datangnya Ramadan

Syaikh Shalih Al-Fauzan menjelaskan,

ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺑﺸﺎﺭﺓ ﻟﻌﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﺑﻘﺪﻭﻡ ﺷﻬﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﺧﺒﺮ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﺑﻘﺪﻭﻣﻪ ، ﻭﻟﻴﺲ ﻫﺬﺍ ﺇﺧﺒﺎﺭﺍً ﻣﺠﺮﺩﺍً ، ﺑﻞ ﻣﻌﻨﺎﻩ : ﺑﺸﺎﺭﺗﻬﻢ ﺑﻤﻮﺳﻢ ﻋﻈﻴﻢ

‏( ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ .. ﻟﻠﻔﻮﺯﺍﻥ ﺹ 13 ‏)

ﺃﺗﻰ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﻔﺘﺢ ﻓﻴﻪ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺔ ، ﻭ

“Hadits ini adalah kabar gembira bagi hamba Allah yanh shalih dengan datangnya Ramadan. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar kepada para sahabatnya radhiallahu ‘anhum mengenai datangnya Ramadan. Ini bukan sekedar kabar semata, tetapi maknanya adalah bergembira dengan datangnya momen yang agung.“

(Ahaditsus Shiyam hlm. 13)

Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan,

ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺑﻔﺘﺢ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺬﻧﺐ ﺑﻐﻠﻖ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻨﻴﺮﺍﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻌﺎﻗﻞ ﺑﻮﻗﺖ ﻳﻐﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﻣﻦ ﺃﻳﻦ ﻳﺸﺒﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺯﻣﺎﻥ

“Bagaimana tidak gembira? seorang Mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadan).

(Latha’if Al-Ma’arif hlm. 148)

ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ

“Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.

(Kitab Durrat An-Nasihin)

Ramadan benar-benar begitu istimewa di hati para salaf, sehingga mereka tidak mau menjadi orang hina di bulan Ramadan sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

رَجُل دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

“Orang yang mendapati bulan Ramadan kemudian ketika bulan istimewa ini telah berlalu, tapi dosa-dosa belum terampuni.”

(HR. Tirmidzi)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bersuka cita, bersyukur dipertemukan dengan Ramadan, memanfaatkannya dengan beramal terbaik untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *