Keinginan Berbuat Baik Terhadap Sesama; Bisa Jadi Itu Adalah Perantara Bagi Hadirnya Keburukan

Keinginan Berbuat Baik
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id Berbuat baik kepada sesama manusia, tentu dianjurkan, dan dipandang sebagai hal baik dalam berbagai budaya masyarakat. Namun jangan lengah, bahwa dorongan atau keinginan untuk berbuat baik itulah pula letaknya keburukan. Kita ambil contoh misalnya ketika pemerintah memberlakukan harga “keekonomian” atau melepaskan harga minyak goreng sesuai harga pasar, tentu dengan maksud untuk menolong para pengusaha kelapa sawit yang menghasilkan CPO–bahan baku minyak goreng sawit–agar margin keuntungan mereka berlipatganda.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Membantu melipatgandakan keuntungan para pengusaha kelapa sawit ini tentu tidak dapat disangkal bahwa pemerintah telah melakukan hal baik. Tapi, pada saat yang sama, naiknya harga minyak goreng itu, telah menyulitkan ratusan juta konsumen minyak goreng. Dan tentu itu adalah buruk dalam pandangan para konsumen minyak goreng. Contoh lain, para hakim memutuskan polisi pembunuh pengawal Habib Rizieq tidak bersalah, sebab itu para hakim membebaskannya. Para hakim ini berkeinginan menolong polisi pembunuh itu agar karirnya di kepolisian tidak habis. Agar para polisi ini tidak menyeret atasannya dalam kasus itu. Lihatlah betapa baiknya para hakim itu kepada polisi pembunuh laskar FPI itu. Tapi disaat yang sama, keputusan para hakim itu, buruk dan dholim terhadap keluarga korban  yang mencari keadilan. Jadi keinginan para hakim menolong polisi pembunuh itu, buruk bagi pihak-pihak tertentu.

Contoh lagi, para petinggi Pertamina akan menaikkan gaji para karyawannya. Baik tentu itu. Tapi untuk menaikkan gaji karyawannya itu, Pertamina menaikkan harga Pertamax, Solar, gas, yang berakibat terjadinya kelangkaan solar, dan semakin menjeritnya masyarakat pengguna produk Pertamina. Contoh lain; utang pemerintah sudah melampaui angka 7000 trilliun, alasannya berutang untuk menolong perekonomian rakyat Indonesia. Baik tentu alasannya. Tapi disaat yang sama, pemerintah setelah berutang, ternyata mengalokasikan utang itu kepada kroninya saja, kepada para oligharki, membiayai proyek infrastruktur agar para pengusaha yang dekat dengan penguasa punya proyek yang menguntungkan. Jadi mereka berutang, supaya bisa memberi proyek kepada para oligharki.

Jadi,  keinginan menolong, atau berbuat baik kepada sesama manusia itu, baik, namun perhatikan dampak buruknya kepada manusia yang lain, yang terimbas oleh pertolongan anda itu. Karena, jika mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya dari apa yang anda lakukan tentu akal sehat akan berkata; yang anda lakukan bukanlah kebajikan.

Sebab itu, timbanglah dengan saksama dampak dari keinginan menolong terhadap sesama, sebelum melakukannya.

Menahan keinginan untuk menolong teman, kolega, oligharki karena pertimbangan dampak buruk yang ditimbulkan oleh keinginan anda, itu juga bagian dari pengertian puasa.

Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *