Hikmah Pagi : 7 Kebiasaan Buruk di Bulan Ramadhan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id- Ramadhan adalah bulan berlimpahnya pahala di setiap satu kebaikan. Namun, tak sedikit pekerjaan sia-sia yang menjadi kebiasaan di hari-hari yang agung ini sepanjang bulan suci.

Allah SWT memerintahkan puasa untuk mencapai tujuan agung, yaitu bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa, mensucikan dan mensucikan jiwa , serta mendidik jiwa dengan kesabaran dan akhlak mulia. Selain itu, bermurah hati dan peka terhadap orang miskin dan orang yang membutuhkan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun, sebagian orang tidak memahami makna puasa, dan tidak memahami tujuan agungnya, sehingga cenderung melakukan tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan kesucian bulan suci Ramadhan. Inilah 7 di antara perilaku atau kebiasaan buruk selama Ramadhan.

1. Banyak perselisihan dan pertengkaran
Suara-suara keributan, makian, cepat marah, emosi, ceroboh, hendaknya dihindari baik di siang hari atau malam pada bulan Ramadhan. Puasa harus mendisiplinkan orang yang berpuasa dengan mengendalikan perasaan dan emosi. Sebagaimana sabda Nabi SAW: “Puasa adalah hari kegilaan. Puasa salah satu dari kamu, jadi janganlah dia berbicara tidak senonoh atau berteriak, dan jika seseorang menghina atau menghinanya, maka biarkan dia berkata: Aku sedang berpuasa .” (HR Bukhori dan Muslim)

2. Bersikap rakus hingga membuang-buang makanan
Terlihat pada bulan Ramadhan bahwa makan berlebihan dan boros. Nafsu makan naik hingga menjadi rakus terhadap apa saja yang dilihat. Belanja makanan terkadang melebihi dari apa yang dibutuhkan. Akibatnya terjadi pemborosan dan membuang-buang makanan karena basi atau berlebihan. Dari sikap serakah berakibat pemborosan dan berujung pada sifat mubazir.

3. Banyak tidur di siang hari
Salah satu kebiasaan buruk di bulan Ramadhan adalah cepat mengantuk dan hingga tidur berkepanjangan di siang hari. Tak sedikit pula yang bermalas-malasan. Seseorang seolah-olah memanjakan tubuh yang lemas tetapi hakikatnya ia terbuai oleh dorongan nafsu yang bertentangan dengan puasa.

Dari sifat ini mengakibatkan orang lalai dan meninggalkan shalat, atau menundanya hingga melewati waktu shalat. Sementara di malam harinya dihabiskan begadang untuk hal-hal yang sia-sia seperti menonton, main game, nongkrong, membaca komik dan novel, medsos, dan semisalnya.

4. Mempercepat Sahur
Yang terlihat di bulan suci ini adalah sebagian orang mempercepat waktu sahur, dan ini bertentangan dengan tuntunan Nabi dalam menunda sahur. Rasulullah SAW menganjurkan untuk mempercepat buka puasa dan menunda sahur, serta menganjurkan untuk makan sahur; padahal sahur dan berbuka memiliki keberkahan.

5. Awalnya ingin melakukan perbuatan baik tapi berujung sikap apatis
Terlihat pada awal bulan banyak jamaah dan orang-orang yang datang untuk beribadah dan membaca Al-Qur’an. Kemudian sikap apatis merasuki mereka. Semangat tersebut memudar pada akhir bulan. Padahal seharusnya semakin bertambah puasanya, semakin semangat menuju titik akhir Ramadhan. Semangat di penghujung Ramadhan seharusnya naik dua kali lipat dari semula. Terlebih di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

6. Membuang waktu menonton acara dan serial TV
Mengatur dan menata waktu adalah salah satu tanda keunggulan dan rahasia kesuksesan dalam hidup, khususnya di bulan Ramadhan. Namun tal sedikit orang gagal menata gaya hidup ibadahnya di bulan Ramadhan.

Rekreasi atau rileks dalam batas-batas hukum diperlukan untuk menghidupkan kembali dan memberi energi pada tubuh, dan melepaskannya dari kelelahan yang luar biasa. Tetapi program TV tidak boleh menjadi alasan untuk menyia-nyiakan tugas pokok sesuai apa yang diperintahkan Allah SWT.

7. Niat baik yang tertunda
Di bulan Ramadhan, banyak orang yang tercerahkan sehingga tergerak untuk berbuat baik, meraih pahala, dan banyak beribadah. Sayangnya, dari niat baik itu tak semuanya langsung dilaksanakan. Terkadang, niat baik memang harus disegerakan agar tak terbuai dan terlena. Akibatnya, tak sedikit niat baik yang tertunda.

Misalnya, menunda shalat berjamaah witir 3 rakaat saat shalat tarawih dengan niat untuk melanjutkan shalat malam setelahnya. Namun, jangankan shalat malam lanjutan, shalat witir pun tak sampai dilaksanakan. Jika sekali dia kali, mungkin masih bisa dimaklumi, namun bagaimana jika terus berkelanjutan?

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *