SETAN PENIPU

SETAN PENIPU
SETAN PENIPU
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Ustadz M. Nashihuddin (Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Jakarta Timur)

Hajinews.id – Kamus besar bahasa Indonesia,  setan: se·tan /sétan/ n

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

  1. roh jahat (yang selalu menggoda manusia supaya berlaku jahat);
  2. cak kata untuk menyatakan kemarahan; sumpah serapah: — kau, enyah dr sini;
  3. ki orang yang sangat buruk perangainya (suka mengadu domba dsb): pikiran — nya bangkit; — gundul ki orang yang berbuat jahat: mereka mendesak pimpinan universitas mengusut tuntas — gundul yang memalsukan tanda tangan rektor; me·nye·tan v bertindak seperti setan; per·se·tan p

1. jahanam: — , aku tidak peduli larangan itu;
2. kata seru untuk menyatakan tidak mau tahu lagi; masa bodoh; tidak peduli: — kata teman-teman mahasiswa bahwa aku ini banci; mem·per·se·tan v

1. menyumpah dengan mengucapkan setan: orang tuanya – anaknya;
2. tidak mengindahkan; memasabodohkan: ia – nasihat orangtuanya; mem·per·se·tan·kan v mempersetan; ke·se·tan·an v kemasukan setan: dia betul-betul kaget ketika dilihatnya aku seperti -merangkul dan memeluknya

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قَا لَ رَبِّ بِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُ زَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَ رْضِ وَلَاُ غْوِيَـنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ
“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِلَّا عِبَا دَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
“kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.””
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 40)

Bulan Ramadan semua setan itu akan dibelenggu dan diikat agar lemah serta tidak menggoda kaum Muslimin yang sedang berpuasa menahan lapar dan dahaga di siang hari.
Tentu saja karena setan itu sudah tidak berdaya mudah sekali untuk dikalahkan dan dilemahkan dengan tangan kosong.
Mentadabburi ayat dan alhadits berikut ini dan mewaspadai tipu daya setan.

1. Setan itu Penipu

وَقَا لَ الشَّيْطٰنُ لَـمَّا قُضِيَ الْاَ مْرُ اِنَّ اللّٰهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَـقِّ وَوَعَدْتُّكُمْ فَاَ خْلَفْتُكُمْ ۗ وَمَا كَا نَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّاۤ اَنْ دَعَوْتُكُمْ فَا سْتَجَبْتُمْ لِيْ ۚ فَلَا تَلُوْمُوْنِيْ وَلُوْمُوْۤا اَنْفُسَكُمْ ۗ مَاۤ اَنَاۡ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَاۤ اَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ ۗ اِنِّيْ كَفَرْتُ بِمَاۤ اَشْرَكْتُمُوْنِ مِنْ قَبْلُ ۗ اِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَا بٌ اَ لِيْمٌ

“Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu menyekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.”
(QS. Ibrahim 14: Ayat 22)

2. Jangan menyembah setan

اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَ ۚ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,”

وَّاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗ هٰذَا صِرَا طٌ مُّسْتَقِيْمٌ
“dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.””

وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗ اَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ
“Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?”
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 59-62)

3. Kajian ibnu Katsir

Tentang sesembahan selain Allah
Al-‘Ankabut, ayat 16-18
{وَإِبْرَاهِيمَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (16) إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (17) وَإِنْ تُكَذِّبُوا فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (18) }

Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya, “Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan perihal hamba dan rasul-Nya serta kekasihnya (yaitu Nabi Ibrahim, imam para hunafa), bahwa dia menyeru kaumnya untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan mengikhlaskan diri hanya kepada-Nya dalam bertakwa; mencari rezeki dari-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya; serta mengesakan-Nya dalam bersyukur, karena sesungguhnya hanya kepada-Nyalah dipanjatkan rasa syukur atas sernua nikmat, tiada yang berhak menerimanya selain Dia. Untuk itu Ibrahim ‘alaihissalam berkata kepada kaumnya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:

{اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ}

Sembahlah Allah olehmu dan bertakwalah kepada-Nya. (Al-‘Ankabut: 16)
Artinya, ikhlaskanlah diri kalian hanya kepada-Nya dalam beribadah dan takut.
{ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ}

Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Al-‘Ankabut: 16)
Yakni apabila kalian melakukan hal tersebut, niscaya kalian akan beroleh kebaikan di dunia dan akhirat, dan akan terhindarlah kalian dari kejahatan di dunia dan akhirat.
Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat menimpakan mudarat dan tidak pula memberikan manfaat. Berhala-berhala itu tiada lain hanyalah buat-buatan kalian belaka, lalu kalian memberinya nama-nama sebagai tuhan-tuhan buatan. Sesungguhnya berhala-berhala itu hanyalah makhluk, sama halnya dengan kalian. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, dan hal yang sama dikatakan oleh As-Saddi dan Mujahid.
Al-Walibi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa lafaz takhluquna dibaca tasna una, yang artinya ‘kalianlah yang memahatnya, lalu menjadikannya sebagai patung-patung (berhala-berhala).’ Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid dalam suatu riwayatnya, juga oleh Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir rahimahullah, yakni berhala-berhala itu tidak memiliki rezeki bagi kalian.

{فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ}

maka mintalah rezeki itu di sisi Allah. (Al-‘Ankabut: 17)

Ungkapan ini merupakan ungkapan Hasr yang paling kuat. Pengertian Hasr-nya sama dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya:

{إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
(Al-Fatihah: 5)

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ}

Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga.
(At-Tahrim: 11)

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: maka mintalah rezeki itu di sisi Allah. (Al-‘Ankabut: 17) Yaitu mintalah rezeki itu kepada Allah, bukan pada selain-Nya, karena sesungguhnya selain Allah tidak memiliki sesuatu apa pun.

{وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ}

dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. (Al-‘Ankabut: 17)

Artinya, makanlah sebagian dari rezeki-Nya, sembahlah Dia semata serta bersyukurlah kepada-Nya atas semua nikmat yang telah Dia limpahkan kepada kalian.

{إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ}

Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Al-‘Ankabut: 17)

Yakni kelak di hari kiamat, lalu Dia akan membalas setiap orang dengan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَإِنْ تُكَذِّبُوا فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌ مِنْ قَبْلِكُمْ}

Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. (Al-‘Ankabut: 18)

Yakni telah sampai kepadamu berita azab dan pembalasan yang menimpa mereka karena melanggar perintah rasul-rasul.

{وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ}

Dan kewajiban rasul-rasul itu, tidak lain hanyalah menyampai­kan (agama Allah) dengan sejelas-jelasnya. (Al-‘Ankabut: 18)

Yakni tiada lain tugas rasul hanya menyampaikan kepadamu apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikannya yaitu risalah. Dan Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya serta menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu berbuatlah dengan rajin untuk kemanfaatan dirimu agar kamu menjadi orang-orang yang berbahagia.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. (Al-‘Ankabut: 18) Menurut Qatadah, ayat ini mengandung makna yang menghibur hati Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang berarti bahwa kalimat ini terpisah dari kalimat pertama, dan kedudukannya sebagai kalimat sisipan sampai dengan firman-Nya: Maka tidak adalah jawaban kaumnya. (Al-‘Ankabut: 24)

Hal yang sama telah dinaskan oleh Ibnu Jarir. Tetapi makna lahiriah konteks ayat menunjukkan bahwa seluruhnya merupakan perkataan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang sedang mengemukakan alasannya untuk membuktikan adanya hari akhirat, karena sesudahnya terdapat firman-Nya:

{فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ}

Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim. (Al-‘Ankabut: 24)

Maha benar Allah akan semua firmanNya

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *