Daftar Donatur Palestina
Kebijakan itu akan berjalan hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian.
Menurut pemerintah, pelarangan ekspor tersebut diharapkan bisa memenuhi ketersediaan minyak goreng di dalam negeri sehingga stoknya bisa kembali melimpah di pasaran.
Terkait hal itu, sejumlah analis menyebutkan bahwa keputusan tersebut bakal mengguncang dunia.
Bagaimana tidak, Indonesia saat ini menyumbang lebih dari sepertiga ekspor minyak nabati global, dengan China dan India di antara pembeli utamanya.
Carlos Mera, kepala riset pasar komoditas pertanian di Rabobank, menyebutkan bahwa pasokan minyak nabati Indonesia ke dunia ‘tidak mungkin tergantikan’.
“Ini jelas merupakan pukulan besar,” kata analis sebagaimana dilansir Bloomberg.
Dikutip dari RT.com, kondisi ini diperparah dengan serangkaian tindakan proteksionisme tanaman di seluruh dunia karena cuaca kering telah mengurangi ukuran panen kedelai di Amerika Selatan, produsen terbesar dunia.
Sementara kekeringan di Kanada telah menyusutkan produksi kanola, menyisakan sedikit pasokan yang tersedia.
Apalagi, operasi militer Rusia di Ukraina telah mengguncang perdagangan minyak bunga matahari.
Ukraina dan Rusia adalah dua produsen bunga matahari terbesar di dunia, dengan produksi masing-masing sekitar 11 dan 10,6 juta ton per tahun.
Laut Hitam menyumbang 76 persen dari ekspor minyak bunga matahari global, tetapi pengiriman komersial telah sangat terpengaruh sejak permusuhan di kawasan itu dimulai.
Pada bulan September, indeks harga minyak nabati mengalami kenaikan tahun ke tahun sekitar 60 persen, dipimpin oleh biaya minyak sawit yang lebih tinggi karena kekhawatiran akan kekurangan tenaga kerja terkait Covid di Malaysia.
Berita terbaru mengirim minyak kedelai AS berjangka melonjak ke rekor tertinggi.
Di Inggris, beberapa supermarket dilaporkan membatasi pembelian minyak goreng seperti bunga matahari, zaitun, dan lobak.
