Santri Nasima Dibekali Pemahaman Islam Moderat

Santri Nasima
PENGAJIAN VIRTUAL: Para santri kelas VIII SMP Nasima peserta Pesantren Ramadan mengikuti pengajian virtual yang disampaikan pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah2 Benda, Sirampog, Kabupaten Brebes KH Itmamuddin Masruri (Gus Itmam) tentang Islam Rahmatan Lilalamin. ()
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



SEMARANG, Hajinews.id – Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah2 Benda, Sirampog Kabupaten Brebes KH Itmamuddin Masruri (Gus Itmam) mengatakan, Indonesia adalah Negara memiliki berbagai macam keberagaman, baik suku, bangsa, bahasa, adat istiadat dan agama.  Dewasa ini keberagaman kita sebagai sebuah bangsa, mulai  diusik oleh isu-isu tentang radikalisme, politik identitas atau aliran, dan ujaran kebencian yang mengatasnamakan agama. Kondisi itu tentu saja berpotensi menyebabkan retaknya hubungan antarumat beragama.

‘’Bagaimana seharusnya sikap santri SMP Nasima dalam memandang persoalan hubungan agama dan bangsa ini? Islam Rahmatan lil Alamin, Islam memberikan rahmat dan kasih saying kepada seluruh penghuni alam. Tidak hanya manusia, tetapi juga hewan dan tumbuh-tumbuhan. Islam moderat atau wasathiyah sebagai sebagai solusinya,’’ kata Gus Itmam.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dia mengatakan hal itu pada hari ke dua, Pesantren Ramadan SMP Nasima Semarang, kemarin. Putra Almaghfurlah KH Masruri Mughni itu menyampaikan materi Tafsir  Moderasi Beragama dan toleransi serta fiqih kebangsaan. Kegiatan kajian yang diikuti oleh 149 santri kelas VII dan VIII ini dilaksanakan melalui aplikasi Zoom.

KH Itmamuddin Masruri, dalam kajiannya menjelaskan bahwa masalah moderasi beragama sudah muncul sejak masa awal diutusnya Rasulullah. Ada sekelompok orang yang sejak zaman Rasulullah berseberangan dengan ajaran Islam yang dibawakan oleh Rasulullah. Kemudian berlanjut pada masa-masa khalifah Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.

Pada masa sekarang, muncul berbagai kelompok radikal yang bahkan berkembang dalam menyikapi tafsir Al-Qur’an. ‘’Al-Qur’an dipahami secara kaku tanpa memahami ilmu-ilmu yang menjadi prasyarat untuk menafsirkannya. Mereka adalah kelompok yang gampang mengkafir-kafirkan kelompok lain yang berbeda dengan mereka,’’ katanya.

Imam Al Qurtubhi dalam tafsir Al Qurthubi menjelaskan umat islam sebagai ummatan wasathan, yaitu khaira ummah, umat terbaik yang selalu menyerukan kebaikan dan melarang kemunkaran. Umat yang selalu menjadikan hidupnya penuh keseimbangan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, sekaligus menjadikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Gus Itmam mencontohkan bagaimana dakwah Walisongo di Nusantara yang dilakukan dengan jalan damai dan memahami keberadaan budaya bangsa-bangsa di Nusantara. Sehingga Islam diterima dengan damai oleh masyarakat Nusantara, bahkan saat ini berkembang menjadi umat islam terbesar di dunia.

Masih tentang Islam yang penuh toleransi, pada bagian kedua kajian, Gus Najihuddin secara panjang lebar menelaskan prinsip-prinsip fikih berbangsa dan bernegara dengan bertolak pada piagam Madinah. Tentang aqidah seorang musim harus paham dan komitmen dengan agamanya. Kita mengenal toleransi, tapi dalam hal-hal tertentu kita tidak mengenal toleransi, sebagai contoh, bagi seorang muslim, aqidah islam merupakan aqidah yang paling benar, tapi bukan artinya kita boleh melarang orang lain untuk memilih agamanya sendiri. Maka, dalam konteks ini negara kita sudah sangat tepat dengan memberikan jaminan kepada penduduknya untuk bebas memilih agama sesuai keyakinan dan melaksanakan ajaran agamanya. (agus)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *