“Sebagai sekolah ruhani, tentu banyak kurikulum di dalamnya, yang sangat penting. Semoga kita semua Insya Allah lulus di sekolah ruhani ini,” ujarnya dalam tayangan Kultum Ramadan Hari ke-21, Sabtu (23/4/2022).
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183:
يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ
Yaa ayyuhal laziina aamanuu kutiba ‘alaikumus Siyaamu kamaa kutiba ‘alal laziina min qablikum la’allakum tattaquun
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Pada momen istimewa ini, lanjut Ustadz Rifki menjelaskan, selain melakukan puasa fisik, ada baiknya umat Islam juga melaksanakan puasa media sosial (medsos). Artinya, umat Muslim diharuskan untuk menjaga dirinya dari hal-hal yang bersifat negatif dalam bermain media sosial.
“Seperti menahan diri untuk komen-komen yang negatif, untuk mengeluarkan ujaran kebencian, bahkan kata-kata kotor atau menyebarkan fitnah. Karena beberapa diantara kita langsung membagikan berita-berita tersebut tanpa melakukan tabayyun terlebih dahulu,” jelasnya.
Sebab, menurut Ustadz Rifki, media sosial diibaratkan seperti pisau yang memiliki dua mata sisi yakni sisi baik dan sisi buruk. Hal ini juga tertera dalam keterangan kaidah ushul fiqh yang menyebutkan bahwa hukum asal dari suatu ibadah adalah mubah atau boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
“Pisau atau media sosial tentu punya banyak manfaat. Seperti menjalin komunikasi dengan orang di seluruh dunia. Kita bisa berjumpa dengan kawan-kawan lama yang sudah tidak ketemu lagi di dunia nyata,” ucapnya.
Namun disisi lain, Ustadz Rifki menambahkan, tidak sedikit hal-hal yang bersifat negatif dari media sosial. Sehingga, umat Muslim diharapkan untuk menggunakan media sosial dengan cara yang lebih baik lagi.
“Semoga kita dipertemukan lagi dengan bulan Ramadan. Dengan adanya puasa media sosial ini, Insya Allah kita mendapatkan predikat sebagai orang yang kembali ke Fitri dan termasuk orang-orang yang bertakwa,” pungkasnya.