Bukti Pemilu Gagal Ditunda, Perhelatan Oligarki Untungkan Demokrasi Daripada Mereka Bersekongkol

Oligarki Untungkan Demokrasi
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.idDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menilai perhelatan oligarki justru lebih menguntungkan demokrasi Indonesia.

Mereka akan lebih menguntungkan demokrasi jika berkelahi, karena saat bersekongkol justru berbagai kepentingan yang belum tentu menguntungkan rakyat akan mudah lolos di parlemen.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Yang harus dipahami oleh kita semua, oligarki ini tidak tunggal,” ucap Burhanuddin Muhtadi, Kamis, 28 April 2022.

“Saya menulis di sebuah jurnal terkait dengan satu tahun Pak Jokowi, pertarungan antara kelompok oligarki di masa periode pertama Pak Jokowi yang menunjukkan lagi-lagi ada contesting oligarch di periode pertama, terutama ditahun 2014-2015,” tuturnya menambahkan.

Burhanuddin Muhtadi menilai kontestasi oligarki di Tanah Air penting, karena mereka pasti memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

‘Karena beda, akhirnya terjadi proses Ricek dan mereka menjadi penting karena mereka melihat bagaimana publik melihat preferensi terhadap Pertarungan para oligarki tadi,” ujarnya.

Akan tetapi, para oligarki justru bersatu pada masa pemerintahan Jokowi periode kedua ini.

“Tapi di produk kedua yang terjadi bukan contesting, tetapi oligarki itu nyatu,” kata Burhanuddin Muhtadi.

“Mereka ditemukan dalam berbagai macam kepentingan, revisi undang-undang KPK, revisi undang-undang Minerba, kemudian juga undang-undang IKN, kemudian Cipta kerja, jadi ada banyak kepentingan yang menyatukan sedemikian banyak oligarki,” tuturnya menambahkan.

Oleh karena itu, Burhanuddin Muhtadi menekankan bahwa demokrasi akan diuntungkan jika para oligarki tersebut berkelahi.

“Jadi demokrasi itu diuntungkan kalau mereka berkelahi bukan bersekongkol, berkelahi dalam pengertian idenya bertentangan, interest-nya bertentangan,” katanya.

Salah satu keuntungannya adalah gagalnya penundaan Pemilu 2024 dan wacana perpanjangan masa jabatan Presiden.

“Nah ada secercah harapan dalam kasus gagalnya penundaan Pemilu, di mana kepentingan oligarki lagi-lagi tidak sama,” ucap Burhanuddin Muhtadi.

“Ini menjelaskan mengapa kemudian ide tentang penundaan atau tiga periode gagal, karena tidak ada kesamaan terkait dengan apakah masa pemerintahan Pak Jokowi harus diperpanjang atau tidak,” ujarnya menambahkan.

Burhanuddin Muhtadi pun membaca adanya kepentingan ekonomi-politik plus dengan norma atau nilai demokrasi yang berbeda dari para oligarki.

“Ada kelompok di sekitar Pak Jokowi yang sangat agresif untuk mengusung ini tapi lupa bahwa pemerintahan ini bukan hanya dia yang punya, ada banyak kepentingan lain yang mungkin berseberangan,” tuturnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *