Daftar Donatur Palestina
Penyakit autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dirinya sendiri. Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup umum. Dan peluang seseorang terkena penyakit autoimun akan meningkat seiring bertambahnya usia.
Untuk studi khusus ini, para peneliti berusaha untuk menjawab apakah vitamin D dan asam lemak rantai panjang yang diturunkan dari laut (alias minyak ikan) yang memang sudah dikenal karena kemampuannya mengatur sistem kekebalan dan meredam peradangan, apakah bisa juga memiliki efek perlindungan terhadap autoimun.
“Tidak ada perawatan atau terapi pencegahan lain yang tersedia untuk gangguan autoimun,” kata JoAnn Manson, MPH, rekan penulis studi dan kepala pengobatan pencegahan di Brigham and Women’s Hospital.
JoAnn juga menjelaskan bahwa kondisi autoimun lazim dan memiliki pengaruh besar pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Suplemen ini mungkin bisa mengurangi morbiditas terkait gangguan autoimun.
Rekan penulis Karen Costenbader, MD, MPH, direktur program lupus di divisi reumatologi Brigham and Women’s Hospital menyarankan, wanita berusia di atas 55 tahun dan pria di atas 50 tahun mengonsumsi 1.000 mg asam lemak omega-3 laut (minyak ikan) dan 2.000 IU vitamin D setiap hari, untuk mengurangi risiko penyakit autoimun.
Untuk penelitian ini, para peneliti menganalisis data dari 25.871 pria dan wanita, masing-masing berusia di atas 50 dan 55 tahun. Mereka berpartisipasi dalam VITAL, uji coba terkontrol plasebo secara nasional, acak, tersamar ganda yang dirancang untuk melihat apakah suplementasi vitamin D dan minyak ikan dapat membantu mencegah kanker dan penyakit kardiovaskular.
Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa peserta yang menerima suplementasi vitamin D dengan atau tanpa minyak ikan, 22 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit autoimun. Mereka yang menerima suplementasi minyak ikan dengan atau tanpa vitamin D mengalami penurunan 15 persen.
