Ini Awal Mula Sejarah Halal Bihalal di Indonesia

Sejarah Halal Bihalal
Sejarah Halal Bihalal
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Setiap Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, tidak lengkap rasanya bila tak melakukan halal bihalal. Biasanya, dalam halal bihalal dilakukan oleh sekelompok orang untuk bermaaf-maafan setelah sebulan berpuasa Ramadhan.

Meski setiap tahunnya dilakukan, tak banyak yang mengetahui sejarah asal mula halal bihalal di Indonesia. Mengutip dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag), tradisi dicetuskan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tujuan dari halal bihalal, dijelaskan oleh Kiai Wahab, tak lain adalah untuk mengeratkan hubungan, mencairkan suasana, hingga menyelesaikan konflik. Selain itu, inti dari kegiatan yang sudah membudaya tersebut adalah silaturahmi dan menjaga keharmonisan sosial.

Mengutip Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Menpan RI), sejarah awal Kiai Wahab mencetuskannya pada 1948, yakni saat Tanah Air dilanda gejala disintegrasi bangsa.

Jadi, ketika itu para elite politik saling bertengkar dan enggan untuk duduk dalam satu forum. Sementara itu, pemberontakan sedang terjadi di mana-mana. Tepat di tengah Ramadhan, Presiden Soekarno pun memanggil Kiai Wahab untuk minta pendapat.

Mengenai situasi Indonesia yang tak sehat, Kiai Wahab memberi saran agar Bung Karno menyelenggarakan silaturahmi menjelang Idul Fitri. Namun, merasa bahwa kata ‘silaturahmi’ sudah biasa, Bung Karno meminta istilah lain.

“Itu gampang,” jawab Kiai Wahab. “Begini, para elite politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa, maka harus dihalalkan,” lanjutnya.

Kiai Wahab pun menjelaskan strateginya, yakni meminta semua duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan atau saling menghalalkan. Dari sana, dicetuskanlah istilah halal bihalal.

“Silaturahmi nanti kita pakai istilah halal bihalal,” ujar Kiai Wahab.

Mendengarnya, lantas Bung Karno mengundang semua tokoh politik ke istana untuk bersilaturahmi dengan tajuk Halal Bihalal. Acara pun sukses. Para tokoh politik bisa duduk dalam satu meja guna menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.

Dari sana, Bung Karno lewat instansi pemerintah, kemudian Kiai Wahab yang menggerakkan masyarakat secara luas terutama muslim di Jawa, mulai memakai istilah halal bihalal secara rutin. Kini halal bihalal pun jadi tradisi di Indonesia saat Idul Fitri.

Halal bihalal sendiri berasal dari “thalabu halal bi thariqin halal” yang berarti mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan.

Ada pula yang menyebut halal bihalal dari kata “halal yujza’u bihalal” yang berarti kesalahan dibalas pula dengan pembebasan kesalahan dengan cara saling memaafkan.

Hingga kini, halal bihalal jadi tradisi lokal para pendahulu yang sukses dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk merekatkan tali persaudaraan.

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *