Sejarah Kerupuk di Indonesia, Kudapan Favorit Simbol Keprihatinan Zaman Dulu

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Kebiasaan bersantap orang Indonesia enggak bisa dilepaskan dari kehadiran pelengkapnya yaitu kerupuk.

Selain menggemari sambal, orang Indonesia juga sangat mencintai kerupuk.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sampai rasanya aneh kalau makan tanpa ditemani kerupuk yang renyah. Kamu begitu juga enggak, nih, Kids?

Kerupuk seolah jadi kudapan yang mendarah daging dan jadi identitas sajian makanan khas Indonesia.

Karena di negara lain mungkin enggak lazim mengonsumsi cracker atau kerupuk yang dianggap sebagai camilan bersama dengan makanan pokok.

Tapi, tahu enggak sih seperti apa sejarah dari kudapan sejuta umat ini?

Enggak sesederhana dinikmati dan jadi bagian enggak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, kerupuk juga menyimpan sejarah panjang masa-masa kesulitan pangan masyarakat pada zaman dulu.

Saking sulit dan prihatinnya kehidupan pada masa itu, kerupuk bahkan jadi satu-satunya lauk teman makan nasi.

Lalu, seperti apa sejarah dari kudapan rakyat yang renyah dan murah meriah ini? Simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini, ya.

Sejarah Kerupuk di Indonesia

Deretan berbagai jenis kerupuk dengan beragam rasa dan harga yang murah meriah.

Dilansir dari kompas.com, menurut Bapak Fadly Rahman, seorang sejarawan sekaligus penulis buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia, kerupuk sudah dikenal sejak sebelum abad ke-10 M.

Hal tersebut tertera dalam naskah Jawa Kuno, yang memberi gambaran bahwa kerupuk sudah jadi makanan pendamping dan dinikmati pada masa itu.

Menurut catatan sejarah, kerupuk paling tua yang sudah dikonsumsi masyarakat Nusantara sejak lama adalah kerupuk rambak yang terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau.

Jenis kerupuk lain yang berkembang berabad-abad setelahnya adalah kerupuk aci yang dibuat dari bahan dasar singkong.

Pembuatan kerupuk aci didorong oleh kondisi kesulitan pangan pasca perang dan tanam paksa pada masa itu.

Tepung singkong lalu banyak dimanfaatkan masyarakat untuk membuat kerupuk yang menjadi lauk untuk dinikmati bersama nasi.

Kerupuk menjadi santapan rakyat karena harganya yang terjangkau pada sekitaran masa depresi ekonomi pada 1930-an.

Ternyata dibalik kebiasaan makan kerupuk dalam segala situasi, kudapan ini menjadi simbol keprihatinan masyarakat masa lalu yang kesulitan memeroleh makanan yang layak.

Dari hal sederhana kita bisa belajar untuk mensyukuri kehidupan yang kita punya hari ini,

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *