Adil Terhadap Orang Lain Semisal Terhadap Dirinya

Adil Terhadap Orang Lain
KH Luthfi Bashori
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: KH Luthfi Bashori

Hajinews.idAdil terhadap orang lain dalam memperlakukan dan menyikapi suatu permasalahan, sebagaimana ia memperlakukan masalah tersebut terhadap diri sendiri, adalah suatu perkara yang tidak mudah untuk diterpakan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun bukan berarti tidak ada orang-orang yang lebih senang mendahulukan kemashlahatan orang lain, daripada mendahulukan kepentingan diri sendiri, atau yang umum diistilahkan ‘minta menangnya sendiri’ dalam segala hal. Walaupun sifat dan sikap terpuji yang seperti inilah yang perlu untuk dilatih dan dibiasakan dalam kehidupan setiap individu muslim.

Rasulullah SAW bersabda: “Berbahagialah orang-orang yang berlomba menuju kepada naungan Allah, yaitu mereka yang apabila diserahi perkara yang hak mau menerimanya, dan apabila perkara yang hak itu diminta dari mereka, mereka mau menyerahkannya, dan orang-orang yang menegakkan hukum atas orang lain seperti halnya mereka menegakkan hukum terhadap dirinya sendiri.” (HARI. Imam Hakim dari Siti Aisyah RA).

Maksudnya, termasuk orang-orang yang paling dahulu mendapatkan naungan dari Allah pada hari (Kiamat yang) tiada naungan kecuali hanya naungan-Nya, ialah orang-orang yang apabila dihadapkan kepadanya perkara yang hak, maka mereka mau menerimanya, dan juga orang yang memutuskan hukum untuk orang lain, sama seperti ia memutuskan hukum untuk dirinya sendiri.

Hadits ini menguatkan bahwa adil terhadap pihak lain, selagi mereka tidak keluar dari rel-rel syariat, adalah perilaku yang sangat terpuji, dan termasuk ajaran Baginda Rasulullah SAW yang harus dilestarikan oleh umat Islam.

Tentu sebaliknya, sebagaimana yang seringnya terjadi di sekitar umat Islam terumata akhir-akhir ini, bahwa banyak pula pihak yang jika menyikapi diri sendiri dan kelompoknya, mereka minta ditegakkan keadilan dengan seadil-adilnya, hingga sekira tidak ada cela untuk merugikan bagi diri mereka sedikitpun.

Sedangkan terhadap pihak-pihak lain yang tidak dicocoki, walaupun sama-sama beragama Islam, hanya karena beda ormas misalnya, atau karena beda pandangan politik, sekalipun masih dalam batas-batas perbedaan yang diperbolehkan dan tidak melanggar syariat, namun dengan serta merta, dibully di depan publik dan diserang habis-habisan dengan penuh kebencian dan sentimen golongan.

Tentu sifat dan sikap yang terakhir ini, bukalah ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW, hingga wajib ditinggalkan oleh segenap umat Islam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *