Anies Disebut Punya Modal Besar Lawan Politik Identitas

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Jakarta, Hajinews.id -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut punya modal besar melawan politik identitas. Salah satu kandidat calon presiden (capres) yang direkomendasikan Partai NasDem ini bahkan disebut sosok yang mampu menghalau stigmatisasi intoleran dan radikal.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Anies lahir dan berpengalaman sebagai aktivis dari kampus yang dikenal sebagai corong moderasi di Indonesia,” kata pengamat politik yang tergabung dalam Forum Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia, Reza Hariyadi, melalui keterangan tertulis, Minggu, 26 Juni 2022.

Anies adalah mantan rektor Universitas Paramadina. Universitas ini lahir dari upaya melestarikan pemikiran Nucholis Madjid atau Cak Nur. Menurut Reza, kampus ini sejak awal konsisten mengembangkan pemikiran inklusif dan moderat.

“Semestinya dapat menegaskan pandangan dan komitmen Anies terhadap pluralisme dan kebangsaan,” kata dia.

Pandangan Reza ini menanggapi adanya dukungan dari kelompok yang menamakan diri Majelis Sang Presiden. Kelompok yang beranggotakan eks anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), hingga mantan napi terorisme ini mendeklarasikan Anies sebagai capres pada Pemilu 2024.

Menurut Reza dukungan ini lebih mengarah pada upaya memberikan framing, stigmatisasi, hingga mobilisasi politik identitas. Targetnya untuk mendistorsi opini publik dan memberikan label negatif pada figur yang disasar.

“Ini tampak seperti komodifikasi politik identitas. Siapa saja bisa disasar. Dan Anies sebagai figur capres bisa jadi target potensial. Mungkin motifnya untuk mencederai citranya di mata publik,” kata Reza.

Dia melihat aksi-aksi tersebut digelar secara terpola dan sistematis. Aksi serupa juga pernah menimpa kandidat capres Sandiaga Uno. Kelompok yang mengaku Ijtima Ulama mendukung Sandiaga.

“Sulit dimungkiri adanya desain politik tertentu di balik itu,” kata mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini.

Dia menambahkan aksi-aksi tersebut dapat memberi impresi politik yang bisa saja keliru kepada publik. Seolah Anies dekat dengan kelompok yang dianggap radikal maupun intoleran.

“Ini bisa dimainkan oleh lawan politik untuk menyudutkan karena dicap Islam garis keras dan menjadi tantangan bagi Anies jika maju Pilpres 2024,” ujar Reza.

Bahaya framing politik identitas
Reza menggarisbawahi bahwa framing politik identitas akan mereduksi demokrasi. Bahkan, dapat memecah belah anak bangsa menjelang Pilpres 2024.
Pengalaman menunjukkan polarisasi politik berbasis politik identitas kondusif bagi konflik sosial. Hal ini memerlukan waktu panjang untuk pemulihan sosial.

Meski begitu, Reza yakin bahwa publik akan semakin kritis terhadap politik identitas. Publik juga akan melawan aktor-aktor yang menggerakkan politik identitas hanya untuk kepentingan kekuasaan.

“Anies perlu memelopori politik bermartabat dan konsisten. Dimulai dengan menjalankan program prorakyat dan memecahkan masalah-masalah faktual di Jakarta sebagaimana yang dia lakukan saat ini sebagai Gubernur DKI,” jelas Reza.

Untuk melawan stigmatisasi intoleran dan radikal, Reza yakin Anies sangat mampu dan punya modal besar. Modalnya tadi, Anies lahir dan berpengalaman sebagai aktivis dari kampus yang dikenal sebagai corong moderasi di Indonesia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *