Daftar Donatur Palestina
Pilih yang Dingin atau Biasa
Eko Subagiono (40) Calon Jemaah Haji Kloter 31 SUB asal KBIH MWC NU Benjeng Gresik saat diwawancara Selasa (5/7/2022) mengatakan bahwa dirinya selama di Mekah lebih banyak minum air Zamzam dibanding air biasa untuk keperluan minum sehari-hari.
Eko juga mengatakan dirinya lebih suka mengambil air Zamzam dari tempat yang ada di dalam Masjidil Haram dibanding di tempat luar atau halaman Masjidil Haram sekalipun sama-sama air Zamzam. Dia beranggapan bahwa air Zamzam di dalam masjid lebih berkah.
Adapun bagi Choirul Musabihin (51) Calon Jemaah Haji Kloter 31 SUB asal Desa Masangan Bungah Gresik, perbandingan antara minum air Zamzam dengan air biasa adalah 50 persen: 50 persen. Baginya mengambil air di dalam atau di luar Masjidil Haram adalah sama saja, yang penting air Zamzam.
Tempat mengambil air Zamzam itu dilengkapi gelas plastik warna putih yang selalu melimpah persediaannya. Setelah dipakai minum oleh jamaah, ada tempat pembuangan gelas bekas itu di sekitar tabung tersebut.
Ada 2 jenis air Zamzam di Masjidil Haram. Ada yang dingin (cold) dan ada yang tidak dingin (not cold). Hanya tabung yang ada tulisan not cold yang tidak dingin selebihnya dingin semua. Termasuk Zamzam yang dipancuran semuanya dingin.
Mengetahui Zamzam yang dingin dan tidak dingin ini penting. Sesuai pesan dari pembimbing KBIH Baitul Atiq Gresik, kami diingatkan agar hanya meminum air Zamzam yang tidak dingin saja. Sebab jika minum air Zamzam yang dingin, maka akan cepat terserang batuk. Pesan itu oleh Calon Jemaah Haji Baitul Atiq dipegang teguh.
Selain di Masjidil Haram, air Zamzam juga tetsedia melimpah dalam kemasan botol plastik ukuran 330 ml. Sejak tiba di bandara internasional King Abdul Aziz Jeddah, jamaah sudah mendapat bagian air Zamzam botol tersebut. Tidak terkecuali saat di hotel, air Zamzam botol itu diantar ke masing-masing kamar dalam kemasan kardus ukuran 40 botol. (*)
