Daftar Donatur Palestina
Hal itu disampaikan Ustadz Anas Thohir dalam kultum sehabis shalat Jamaah subuh di Mina, Kamis (7/7/23).
Dia menjelaskan, kita semua memiliki kemampuan istighfar, tetapi kadangkala ketul (tidak tajam). Maka ini harus terus diasah sehingga tajam.
“Ketika sudah tajam maka bisa dijadikan senjata sehingga doa-doa kita bisa dikabulkan oleh Allah. Ketika senjata itu tidak tajam, doa-doa kita belum bisa direalisasikan oleh Allah,” kata Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik itu.
Dia memaparkan senjata yang tajam berupa istighfar maka akan mudah untuk digunakan memotong. Artinya kita bisa memanjatkan doa berupa permohonan dan hajad kita di hadapan Allah SWT.
Ditambah Shalawat
Ustadz Anas Thohir mengatakan keinginan kita banyak. Ini kita panjatkan dalam doa-doa kita. Tetapi kadangkala jarang terpenuhi karena kurang diasah dengan istighfar.
“Maka, doa itu diawali dengan istighfar yang banyak terhingga doa kita bisa dikabulkan oleh Allah. Selain itu juga perlun ditambah dengan bacaan shalawat juga,” ungkapnya di hadapan jamaah KBIH Baitul Atiq.
Pintu-pintu langit itu, lanjutnya, akan tertutup kalau tidak baca shalawat. Maka, bacaan istighfar dan shalawat yang banyak pula. “Bismillah, doa yang kita panjatkan dengan hajad apapun akan dikabulkan. Untuk itu, doa yang kita sampaikan harus diiringi dengan istighfar dan shalawat.
Jumlah Malaikat
Ustadz Anas Thohir menjelaskan di tengah bumi Mina ini kita harus banyak istighfar dan bershalawat. Tarwiyah ini adalah waktu yang paling tepat untuk mengasah istighfar.
“Jamaah tidak boleh memandang remeh hal ini. Tarwiyah ini harus dijadikan sarana untuk banyak memunajat dan mendekatkan diri pada Allah,” tegasnya.
Di bumi Mina ini, sambungnya, malaikat yang hadir ketika ibadah haji, jumlah mengalahkan jumlah pasir-pasir yang ada. Inilah keutamaannya.
“Untuk itu, banyak-banyaklah berdoa memohon ampunan dan meminta pertolongan pada Allah SWT,” tandasnya. (*)
