Hajinews.id — Suara kelompok Islam sering diperebutkan dalam setiap pemilihan umum (pemilu). Khususnya dalam setiap pemilihan presiden (pilpres), suara kelompok Islam kerap kali jadi basis massa utama dengan memasangkan tokoh nasionalis dan agamis di kursi capres-cawapres.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin menilai, secara garis besar kelompok Islam di Indonesia memiliki kekuatan besar. Hal itu dikarenakan jumlah masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
“Secara garis besar memang di Indonesia ada kekuatan. Secara umum, cenderung memasangkan nasionalis dan kelompok Islam, dan sesungguhnya dua kelompok itu gak pernah bertentangan,“ kata Ujang saat dihubungi IDN Times, Senin (11/7/2022).
2. Kelompok Islam tidak akan satu suara di Pemilu 2024
Kendati sama-sama berlandaskan keislaman, Ujang menilai, berbagai kelompok Islam tidak akan satu suara dalam Pemilu 2024.
Seperti layaknya pada Pemilu 2019, suara warga Nahdliyin cenderung lebih banyak berada di kubu PDIP yang mengusung Jokowi-Ma’ruf Amin. Sementara suara Muhammadiyah dan PKS ada di barisan Gerindra bersama Prabowo-Sandiaga Uno.
“Tidak akan satu suara misalkan kelompok NU ke mana, Muhammadiyah ke mana, ya eks HTI FPI ke mana. Kemungkinan besar akan menyebar dan itu akan jadi hal biasa saja dalam konteks politik,” ujarnya.(dbs)