Melihat Penginapan Jemaah Haji Furoda dan Khusus di Mina, Apa yang Istimewa?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews.id – Haji 2022 turut diikuti oleh sekitar 1.700 jemaah haji furoda atau visa mujamalah dan sekitar 7.000 jemaah haji khusus.

Kedua kelompok jemaah ini difasilitasi oleh travel yang tergabung dalam Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang terdaftar di Kementerian Agama.

Lantaran difasilitasi PIHK dan bukan Kemenag seperti haji reguler, para jemaah ini mendapat fasilitas haji yang lebih baik dalam hal akomodasi, transportasi, maupun konsumsi. Hal ini sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan yang mencapai ratusan juta rupiah.

kumparan sempat menemui para jemaah haji khusus itu di tempat mereka menginap saat di Mina pada Minggu (10/7). Di sini mereka menempati maktab 111 dan 112 untuk memenuhi fase ibadah lempar jumrah dan bermalam di Mina.

Di maktab ini, jemaah haji furoda dan khusus menempati area tenda yang sama meski biaya yang dikeluarkan berbeda.

“Bukan masalah apa-apa, kalau haji khusus itu lebih cepat (berangkat). Kedua, apa-apanya lebih mudah. Misal lempar jumrah kita dekat, enggak kayak orang-orang (jemaah reguler). Maktab juga dekat,” ucap salah seorang jemaah haji khusus, Ida.

Sebagai perbandingan, jemaah haji reguler harus berjalan kaki sekitar 6 kilometer pulang pergi dari tenda menginap ke tempat lempar jumrah (jamarat), sementara haji khusus hanya sekitar 500 meter pulang pergi.

Selain jarak yang dekat, di Mina mereka tinggal dengan fasilitas jauh lebih nyaman. Tempat tidur yang nyaman, rumput sintetis, beragam jenis konsumsi, hingga tempat menyimpan sandal.

“Saya bayar Rp 280 juta. Harusnya menunggu hanya 6 tahun, tertunda 2 tahun karena Covid, jadi mundur 8 tahun,” ucap jemaah asal Yogya itu.

Jemaah khusus lain, Eka, sangat puas dengan pilihan haji khusus meski dia harus menunggu 8 tahun. “Makanan berlimpah,” ucap Eka saat berbincang usai mengambil burger untuk snack sore.

“Fasilitas di Arafah lebih baik lagi. Di atas bukit,” lanjutnya.

Fase puncak haji memang dimulai dengan wukuf di Arafah, kemudian bermalam sebentar di Muzdalifah, baru ke Mina 3 atau 4 hari.

Di Arafah, para jemaah haji khusus tinggal di tenda-tenda lebih besar dengan area bersantai di depan tenda berupa bangku-bangku dan payung.

Kayak di Puncak (Bogor).-Eka, jemaah haji khusus

Di Muzdalifah, meski hanya beberapa jam, jemaah haji reguler banyak yang tidak mendapat karpet sehingga ada yang tertidur di atas tanah dengan alas seadanya atau tanpa alas. Sementara haji khusus disiapkan karpet terpisah oleh KBIH mereka.

“Jadi semua harus dilihat dari segi fasilitas dan tempat tinggalnya,” kata Eka yang juga membayar Rp 280 juta untuk haji khusus.

Lalu, mengapa Rp 280 juta tidak memakai haji furoda? Eka menyebut angka segitu adalah fasilitas terendah untuk haji furoda, yang bisa jadi di bawah haji khusus.

Sebagai gambaran, ada jemaah haji furoda yang ditempatkan di Maktab 55 Mina yang berdekatan dengan haji reguler. Artinya sangat jauh dari lokasi lontar jumrah sekitar 2 km.

Eka menyebut fasilitas yang mereka dapatkan di Madinah maupun Makkah juga sangat memuaskan sebab berada di depan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
“Fasilitas hotel bintang 5, Mövenpick Hotel, persis di depan Masjidil Haram,” ucap Eka yang memilih paket sekamar berdua.

Haji Furoda Bayar Hampir Rp 1 M

Jemaah haji furoda, Andre Rosiade, yang tinggal di lokasi yang sama, menyebut alasannya mengambil furoda karena ingin berhaji tanpa antre. Dia dan istrinya membayar hampir Rp 1 miliar berdua dan berangkat 5 bulan sejak daftar.

Di Madinah, jemaah furoda ditempatkan di InterContinental. Kemudian di Makkah menginap di Fairmont, seberang Masjidil Haram.

“Yang didapat pertama kita tidak perlu antrean, kedua ada update maktab di mana kita bisa memilih biasanya kalau ONH Plus itu maktab 55, furoda kalau enggak di 112 atau 111, di mana fasilitas lebih dekat dengan jamarat (tempat lempar jumrah),” ucap anggota DPR asal Gerindra itu.

Sementara untuk rangkaian ibadah haji, jemaah furoda tetap sama dengan jemaah reguler. Yang membedakan hanya fasilitas yang didapat karena biaya berbeda jauh.

Kalau ingin berangkat cepat tentu kita mengambil inisiatif mendaftar haji furoda. Dan ini pengalaman kedua saya ikut furoda, haji ketiga.-Andre Rosiade, jemaah haji furoda

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *