“IBU Teriak Berapa Kali Minta Tolong,” Jeritan dari Kamar Pribadi Jenderal Picu Baku Tembak

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Aksi baku tembak antara anggota polisi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo masih terus dalam penyelidikan. Kedua anggota polisi yang terlibat baku tembak menggunakan pistol yang berbeda.

Namun secara resmi, polisi mengungkap pemicu baku tembak karena teriakan minta tolong dari kamar jenderal bintang dua. Brigadir J yang tewas tertembak menggunakan pistol HS-9 dengan magasin berisi 16 peluru. Sedangkan Bharada E memakai pistol merek Glock 17 dengan magasin berisi 17 peluru.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Aksi baku tembak itu dipicu perilaku Brigadir J yang diduga melakukan pelecehan terhadap istri Irjen Pol Ferdy Sambo. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, istri Kadiv Propam sedang tidur di salah satu kamar setelah tiba dari perjalanan luar kota.

“Karena lelah mungkin pulang dari luar kota, Ibu sempat tertidur. Pada saat itu, tidak diketahui oleh orang lain, Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap Ibu,” ujar Budhi, Selasa (12/7/2022).

Namun, saat ditanya bentuk pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J, Budhi tidak menjelaskan secara terperinci. Budhi mengatakan, saat itu istri Kadiv Propam terbangun dari tidur dan berteriak meminta tolong hingga mendapat ancaman dari Brigadir J berupa todongan pistol.

Pistol yang dipegang keduanya memiliki jenis yang berbeda. Brigadir J menggunakan senjata api jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru, sedangkan Bharada E menggunakan senjata api Glock dengan magasin berisi 17 peluru.

“Ibu teriak berapa kali minta tolong. Teriakan ini rupanya membuat saudara J panik. Kebetulan saudara E berada di lantai dua bersama saksi K,” kata Budhi.

“Saudara E datang menanyakan yang terjadi, bukan dijawab tapi dilakukan penembakan oleh saudara J. Tembakan tidak mengenai saudara E, hanya mengenai tembok,” ucap Budhi. Budhi mengungkap jenis senjata api yang digunakan Brigadir J dan Bharada E saat baku tembak.

“Saudara RE menggunakan senjata Glock 17 dengan magasin maksimum 17 butir peluru,” ujar Budhi.

Penyidik dari Polres Jakarta Selatan yang melakukan olah TKP usai aksi baku tembak itu menyita senjata api yang dipegang Bharada E sebagai barang bukti.

“Kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magasin tersebut 12 peluru, artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan,” kata Budhi.

“Sedangkan saudara J itu kami menemukan dan mendapatkan fakta yang bersangkutan menggunakan senjata jenis HS 16 peluru di magasinnya, dan kami menemukan tersisa 9 peluru yang ada di magasin,” imbuh dia.

Pistol Glock-17

Pistol Glock digunakan Polri untuk mempersenjatai unit Kepolisian khususnya seperti satuan khusus Brimob dan Densus 88 Antiteror.

Pistol ini dipilih karena tingkat keamanan, kekuatan, dan akurasi yang mempunyai kualitas yang tangguh.

Secara teknis Glock mempunyai keunggulan dengan penggunaan bahan polimer yang tahan panas hingga 200 derajat celcius, sedang keunggulan lain ada pada larasnya.

Glock 17 menggunakan poligonal rifling pada laras, yaitu sistim alur dalam laras yang baru dan berbeda dengan alur konvensional.

Glock 17 juga memiliki chamber loaded indicator yang berfungsi untuk mendeteksi kamar peluru.

Recoil Spring Glock 17 juga mengadaptasi sistem Captive Recoil Spring, untuk mencegah terjadinya kesalahan proses melepas per tolak balik, sehingga tidak melukai pengguna seperti melukai muka atau mata operator.

Pengoperasian Glock 17 sangat praktis karena tombol dapat diakses dengan mudah tanpa mengubah genggaman, sehingga Glock sangat cocok untuk penggunaan rapid shooting.

Glock 17 juga dilengkapi 3 tombol yang meningkatkan efektifitas penembak yaitu tombol pelepas magasin, pengunci slide, dan penghenti slide.

 

Pistol HS 9

HS 9 merupakan senjata genggam semi otomatis buatan HS Produkt, Kroasia.

Di Indonesia HS 9 juga HS 2000 dipakai jajaran Korps Brimob Polri untuk memperkuat unit khusus seperti tim anti teror CRT (crisis response team), unit GAG (Gerilya anti Gerilya), dan misi Polri di PBB di Sudan.

Pabrikan HS Produkt merancang Pistol semi otomatis HS-9 dengan standard keamanan yang tinggi bagi pengguna dan orang di sekitarnya, antara lain:

1. Firing Pin Status Indicator

Penembak dapat memeriksa status Pin Indikator dengan melihat atau menyentuh untuk memverifikasi Pin Indikator.

 

2. The Loaded Chamber Indicator

Load chamber indicator memungkinkan penembak untuk memverifikasi, secara visual atau dengan sentuhan, dan tanpa keraguan bahwa ada putaran di dalam chamber amunisi.

 

3. Trigger Safety system

Menjaga keamanan senjata agar tidak meledak sendiri ketika terjatuh atau terbentur merupakan terobosan yang revolusioner.

Senjata HS-9 melengkapi dirinya dengan Trigger safety system yang mengkombinasikan sistem keamanan pada picu penarik pelatuk (triger) untuk memicu terjadinya penembakan.

Sehingga meski senjata terjatuh dan terlempar tidak akan memicu terjadinya ledakan amunisi dalam chamber.

 

4. Grip Safety

Selain Trigger safety System, HS-9 masih diperkuat dengan standard keamanan Grip Safety yang merupakan sistem mekanis kunci pada lekukan atas Grip Pistol.

Tembakan dapat dilepaskan jika secara bersamaan Grip Safety dan Trigger ditekan.

Grip di desain dengan sangat ergonomis dengan bahan polimer yang kuat beradaptasi dengan lingkungan ekstrim, suhu panas, anti karat, menggunakan desin yang kompak serta berkontur.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *