Kelebihan dan Kekurangan Hotel Haji di Madinah, Kamar Lebih Sempit, Tapi Dekat Masjid Nabawi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Hajinews.id – Seorang jemaah haji asal Lebak, Banten, disambut Zamzam Man, atau pria pembawa air zamzam, saat tiba di Hotel Diyar Al Nakheel Madinah, Kamis (21/7/2022). Ini adalah kedatangan pertama jemaah haji gelombang 2 ke Madinah, setelah sebelumnya bermukim di Mekkah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebagian jemaah haji Indonesia gelombang 2 sudah tiba di Madinah, sejak Kamis (21/7/2022) hari ini.

Mereka akan menjalankan ibadah sunnah di musim haji, yakni melaksanakan salat arbain, atau salat 40 waktu di Masjid Nabawi, masjid mulia yang tempat makam Nabi Muhammad SAW berada.

Madinah punya karakteristik berbeda dengan Mekkah, baik dari segi cuaca maupun akomodasi atau fasilitas hotel yang diterima jemaah.

Jangan kaget, karena akomodasi di Madinah punya kekurangan dibanding dengan di Mekkah.

Tapi, ada juga kelebihannya.

Apa saja?

Kekurangan hotel di Madinah adalah, jemaah akan mendapatkan hotel yang lebih sempit dari di Mekkah.

Dengan ukuran kamar yang sama dengan di Mekkah, satu kamar bisa diisi 8 orang jemaah.

Bandingkan dengan di Mekkah, di mana satu kamar diisi 6 orang.

Ukuran kamar dan hotel di Madinah, rata-rata juga lebih kecil dari di Mekkah.

Di Madinah, kebanyakan hotelnya kecil. Bahkan lobi hotel juga terasa sangat sempit. Petugas haji pun kadang juga harus memutar otak mengakalinya.

“Saat jemaah datang, kami arahkan langsung naik ke kamar. Supaya tidak menumpuk di lobi,” kata Kepala Sektor 3 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Madinah, Arif Narrawi, ditemui di Hotel Diyar Al Nakheel, tempat salah satu jemaah haji Indonesia menginap di Madinah, Kamis (21/7/2022).

Rata-rata hotel pun punya jumlah lift terbatas. Sehingga, jemaah harus ekstra bersabar saat hendak mengaksesnya.

Tapi, kelebihan dan ‘kemewahan’ hotel-hotel di Madinah, tak ditemui di Mekkah.

Kemewahan itu adalah kenikmatan dekat dengan Masjid Nabawi.

Dari hotel, jemaah cukup berjalan kaki sekitar 100 – 200 meter saja, untuk sampai ke halaman Masjid Nabawi.

Bandingkan dengan di Mekkah.

Di sana, untuk menuju Masjidil Haram sangat sulit karena sangat tergantung dengan kesediaan bus.Bila berjalan kaki akan sangat melelahkan.

Belum lagi rute yang sulit.

Kenikmatan bisa berjalan kaki ke Masjid Nabawi ini diakui oleh jemaah.

Didin Bahrudin, jemaah asal Lebak, Banten mengaku senang hotelnya dekat dengan Masjid Nabawi.

“Tidak apa-apa hotelnya sempit, tapi ke masjidnya dekat,” kata Didin. (*)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *