Membangun Kesetaraan Politik

Membangun Kesetaraan Politik
Membangun Kesetaraan Politik
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Ahmad Baidhowi AR Ketua Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik DPP Partai NasDem
Hajinews.id – ADA banyak ungkapan kecemasan dalam diri Surya Paloh ketika menyampaikan pandangannya mengenai situasi politik dan demokrasi Indonesia saat ini. Dalam sambutan pengukuhannya ketika menerima gelar doktor kehormatan di bidang sosial politik di Universitas Brawijaya, Malang, Surya Paloh menengarai bahwa meskipun Indonesia telah berubah sebagai negara demokratis, bentuk kekuasaan masih cenderung despotik; sebuah kondisi di mana kekuasaan mencengkeram dengan amat kuat institusi-institusi politik yang ada.

Kecemasan Surya Paloh memang beralasan jika kita baca argumen Don Murray dalam A Democracy of Despots (1995) yang menyebutkan bahwa pergerakan cerdik kaum despotik menyebar hampir pada setiap ranah politik. Pada bagian lain Surya Paloh juga mengungkapkan kecemasannya terhadap agenda Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang masih dihantui dan kental dengan polarisasi politik identitas. Dalam kata sambutannya, Surya Paloh mengatakan, alih-alih menjadi pendidikan politik, pemilu hanya menjadi ajang perselisihan dan konflik yang tak berujung dan berkesudahan. Pemilu dikhawatirkan tidak memberikan solusi fundamental terhadap masa depan bangsa dan negara, tetapi membuat bangsa ini lunglai hati dan pikir. Lemahnya cara berpikir solutif dari para penyelenggara negara, politikus, dan dunia usaha karena pekatnya polarisasi identitas menyebabkan terjadinya perang argumen yang tidak sehat dan cenderung melahirkan strategi kecurangan dalam pemilu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kesadaran kritis

The Uncertain Future of Democracy (2017) yang lama didengungkan oleh Larry Diamond memang mengindikasikan bahwa demokrasi mengalami ‘resesi ringan, tapi berlarut-larut’. Terhadap fenomena ini, NasDem menawarkan politik gagasan sebagai salah satu cara untuk tetap menempatkan partai politik memiliki kesadaran kritis sepanjang masa. Alangkah baiknya jika seluruh partai politik di Indonesia saat ini mengembalikan kesadaran politik mereka melalui pengelolaan lembaga-lembaga kenegaraan untuk berpikir dan berlomba gagasan tentang semangat kesetaraan.

Penting bagi partai politik saat ini memiliki kesadaran yang ditandai setidaknya dengan empat ciri:

  1. Kritis,
  2. Memberi dan mendatangkan energi,
  3. Menciptakan, dan
  4. Menyembuhkan.

Tanpa kesadaran dengan ciri-ciri ini, demokrasi kita akan terus mengalami resesi sehingga membuat praktik demokrasi menjadi layu dan tak memiliki kontribusi besar terhadap bangsa dan negara.

Kesadaran kritis dalam lingkungan partai politik harus dilakukan oleh sebuah proses pendidikan politik yang bertugas menyuburkan dan mempertahankan kesadaran dominan dalam budaya kesetaraan di Indonesia, yang cenderung hilang karena politik lebih melihat kepentingan jangka pendek, tunduk pada etos konsumerisme, menopang tatanan yang ada, atau malahan mengambil keuntungan darinya. Kesadaran kritis diperlukan dalam rangka membebaskan sistem demokrasi dari lanskap pertarungan kekuasaan politik yang tidak bertanggung jawab serta sistem ekonomi yang menjinakkan dan menundukkan kaum fakir dan miskin.

Partai politik juga perlu dikelola secara modern dan terbuka agar tidak terkesan bahwa sistem demokrasi kita kurang peduli dengan pendidikan politik yang terbuka dan toleran serta memiliki pandangan yang sempit dan statis serta terkooptasi dengan pragmatisme sesaat. Pendidikan politik yang sehat dan terukur akan melahirkan kader dan politikus yang memiliki jiwa kesatria, taat, dan menjadi sumber energi yang memungkinkan Indonesia bergerak maju menuju zaman dan situasi yang lebih baik. Artinya, kita harus selalu kritis dalam menyikapi realitas sosial-politik yang ada sehingga berujung pada tumbuhnya harapan dan arah baru menuju masa depan yang ditandai dengan tatanan sosial yang egaliter dan berkeadilan.

Selanjutnya, partai politik juga harus selalu memperbarui kapasitas menciptakan, yaitu kemampuan mengidentifikasi masalah, isu, dan keprihatinan yang melanda kelangsungan hidup umat manusia, serta terlibat aktif menemukan jawaban terhadapnya. Kemudian, jawaban tersebut diterapkan dengan kreatif untuk mencapai hasil seoptimal mungkin, tetapi tetap diperlakukan sebagai sesuatu yang tentatif. Hasil itu dianggap tentatif karena dapat diuji ulang dan ditinjau kembali sehingga, dengan demikian, menjadi awal siklus penciptaan selanjutnya.

Lebih lanjut lagi, kapasitas menciptakan memerlukan pendamping dan pembimbing. Karena itu, isu tentang pentingnya capacity building bagi para pengurus partai politik harus terus mendapat perhatian. Oleh sebab itu, sistem demokrasi kita harus mengubah undang-undang partai politik yang dirasa merugikan kehendak rakyat. Undang-undang partai politik harus memiliki ‘ruang kritik’ agar terus-menerus dapat mengembangkan kesadaran menyembuhkan.

Ini merupakan kekuatan spiritual yang bersumber dari komitmen dan kegairahan terhadap alam demokrasi karena undang-undang partai politik selalu bisa diperbarui. Semangat menyembuhkan menjadi sangat relevan untuk diterapkan dalam setiap pasal udang-undang partai politik, dan bukan semangat menghancurkan, karena kesadaran meyembuhkan ini tidak selaras dengan rasa benci dan bermusuhan di kalangan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda agama, kelas sosial, dan latar belakang lainnya.

Prinsip kesetaraan

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *