Tak Berpengaruh, Capres Pilihan Jokowi Belum Tentu Dipilih Rakyat

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Faktor dukungan Presiden Joko Widodo terhadap salah satu pasangan calon presiden dinilai tidak bakal banyak mempengaruhi pemilih di Pemilu 2024. Kuat tidaknya dukungan calon presiden bakal lebih banyak dipengaruhi penggerak pemilih.

“Presiden Jokowi punya dampak terhadap kelompok-kelompok penggerak pemilih, tetapi tidak ada dampak pada pemilih langsung,” kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah kepada wartawan, Selasa (26/7).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kelompok penggerak pemilih ini misalnya relawan, pihak yang berkepentingan melakukan propaganda. Suara pemilih, menurut Dedi, diwakili dalam bentuk survei opini publik.

“Dalam skema survei pasti tentu melakukan asesmen terhadap preferensi politik responden. Kita bisa memastikan bahwa pemilih bukan saja punya hak memilih, mereka memang mengikuti perkembangan politik saat survei itu dilakukan,” terang Dedi.

Dalam sejumlah survei opini publik, terlihat pemilih memilih calon presiden cenderung dari pilihan masing-masing. Tidak terlihat referensi pemilih karena alasan calon presiden itu diusung Presiden Jokowi.

“Tidak ada referensi pemilih apa yang diusung Presiden Jokowi itu yang akan dia pilih, itu hampir tidak ada. Sehingga pilihan politik, pilihan pada tokoh potensial terusung pada pilpres 2024, itu murni tokoh yang disukai responden saat survei dilakukan, termasuk adalah pilihan responden untuk siapa yang dia pilih,” terang Dedi.

Pihak yang mampu mempengaruhi pemilih umumnya adalah komunitas atau orang yang dekat, misalnya ketua RT, ketua adat, dan tokoh masyarakat. Dedi menduga, jika Presiden Jokowi terang-terangan menunjuk Capres/Cawapresnya, tidak akan menimbulkan Jokowi effect untuk mendongkrak elektabilitas maupun popularitas si calon.

“Tetapi itu tidak bisa dianggap faktor Jokowi, itu hanya mungkin karena apa yang disarankan Jokowi sudah sesuai dengan pilihan responden,” jelas Dedi.

Sementara, pengamat politik Emrus Sihombing menilai wajar dukungan Presiden Jokowi terhadap kandidat calon presiden (capres) di Pemilu 2024 tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan elektabilitas calon.

Alasannya, Jokowi tidak menunjukkan keberpihakan pada salah satu nama yang digadang-gadang maju dalam Pilpes 2024. Selama Jokowi belum berpihak, sulit untuk mengatakan ada atau tidaknya efek Jokowi tersebut.

“Saya kira sangat sederhana. Di situlah menunjukkan Bapak Presiden tidak berpihak pada salah satu calon. Kalau dia berpihak pada salah satu calon, baru kita mengatakan ada Jokowi effect atau tidak,” jelas Emrus.

Jokowi belum memberikan dukungan secara langsung atau tidak langsung kepada salah satu bakal calon presiden. Ganjar Pranowo yang santer dianggap sebagai penerus Jokowi pun belum terlihat didukung.

“Sebab itu sangat wajar Jokowi effect belum ada pengaruh terhadap salah satu kandidat. Lain halnya, jika Pak Jokowi memberikan sinyal-sinyal dengan memberikan kriteria-kriteria tertentu calon presiden yang kriteria itu spesifik pada seseorang walaupun tidak sebut namanya. Saya kira itu akan bisa terlihat,” ungkapnya.

Namun, Emrus menduga pilihan Jokowi tetap diperhitungkan dalam Pemilu 2024 sebagai kekuatan politik.

“Dalam konteks pilpres yang akan datang, Pak Jokowi menurut saya masih dihargai. Mengapa? Karena sampai pelantikan presiden (baru), Jokowi jadi presiden kita,” jelasnya.

Selain itu, keberhasilan dalam aspek pembangunan menjadikan Jokowi sebagai sosok yang sangat dihargai oleh kekuatan-kekuatan politik di Indonesia.

“Keberhasilan dari Bapak Jokowi dalam pembangunan di segala aspek. Tidak sekadar pembangunan infrastruktur atau fisik, tapi membangun Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia,” pungkasnya.

Orang Dekat Lebih Berpengaruh

Dalam sejumlah survei opini publik, terlihat pemilih memilih calon presiden cenderung dari pilihan masing-masing. Tidak terlihat referensi pemilih karena alasan calon presiden itu diusung Presiden Jokowi.

“Tidak ada referensi pemilih apa yang diusung Presiden Jokowi itu yang akan dia pilih, itu hampir tidak ada. Sehingga pilihan politik, pilihan pada tokoh potensial terusung pada pilpres 2024, itu murni tokoh yang disukai responden saat survei dilakukan, termasuk adalah pilihan responden untuk siapa yang dia pilih,” terang Dedi.

Pihak yang mampu mempengaruhi pemilih umumnya adalah komunitas atau orang yang dekat, misalnya ketua RT, ketua adat, dan tokoh masyarakat. Dedi menduga, jika Presiden Jokowi terang-terangan menunjuk Capres/Cawapresnya, tidak akan menimbulkan Jokowi effect untuk mendongkrak elektabilitas maupun popularitas si calon.

“Tetapi itu tidak bisa dianggap faktor Jokowi, itu hanya mungkin karena apa yang disarankan Jokowi sudah sesuai dengan pilihan responden,” jelas Dedi.

Jokowi Tak Tunjukkan Keberpihakan

Sementara, pengamat politik Emrus Sihombing menilai wajar dukungan Presiden Jokowi terhadap kandidat calon presiden (capres) di Pemilu 2024 tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan elektabilitas calon.

Alasannya, Jokowi tidak menunjukkan keberpihakan pada salah satu nama yang digadang-gadang maju dalam Pilpes 2024. Selama Jokowi belum berpihak, sulit untuk mengatakan ada atau tidaknya efek Jokowi tersebut.

“Saya kira sangat sederhana. Di situlah menunjukkan Bapak Presiden tidak berpihak pada salah satu calon. Kalau dia berpihak pada salah satu calon, baru kita mengatakan ada Jokowi effect atau tidak,” jelas Emrus.

Jokowi belum memberikan dukungan secara langsung atau tidak langsung kepada salah satu bakal calon presiden. Ganjar Pranowo yang santer dianggap sebagai penerus Jokowi pun belum terlihat didukung.

“Sebab itu sangat wajar Jokowi effect belum ada pengaruh terhadap salah satu kandidat. Lain halnya, jika Pak Jokowi memberikan sinyal-sinyal dengan memberikan kriteria-kriteria tertentu calon presiden yang kriteria itu spesifik pada seseorang walaupun tidak sebut namanya. Saya kira itu akan bisa terlihat,” ungkapnya.

Namun, Emrus menduga pilihan Jokowi tetap diperhitungkan dalam Pemilu 2024 sebagai kekuatan politik.

“Dalam konteks pilpres yang akan datang, Pak Jokowi menurut saya masih dihargai. Mengapa? Karena sampai pelantikan presiden (baru), Jokowi jadi presiden kita,” jelasnya.

Selain itu, keberhasilan dalam aspek pembangunan menjadikan Jokowi sebagai sosok yang sangat dihargai oleh kekuatan-kekuatan politik di Indonesia.

“Keberhasilan dari Bapak Jokowi dalam pembangunan di segala aspek. Tidak sekadar pembangunan infrastruktur atau fisik, tapi membangun Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia,” pungkasnya.(dbs)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *