Menakar Masa Depan Kasus Brigadir J Pasca Otopsi Ulang

Kasus Brigadir J Pasca Otopsi Ulang
Otopsi Ulang Brigadir J
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Belakangan, Komnas HAM yang dilibatkan malah seperti mengambil alih tugas Karo Penmas Divisi Humas Polri, mengabarkan kasus diluar tupoksinya. Semestinya, Komnas HAM fokus pada penyelidikan di bidangnya, yakni terkait ada tidaknya dugaan pelanggaran HAM dalam perkara ini. Bukan malah bicara banyak hal diluar bidangnya.

Misalnya, menyampaikan pendapat tentang kondisi luka yang kemungkinan terjadi akibat tembakan dari jarak yang berbeda-beda. Sampai detil menyatakan jumlah luka masuk dan keluar berbeda karena memang ada yang masuk dan keluarnya memang pelurunya masih bersarang di tubuh sehingga jumlahnya berbeda.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bukankah ini kewenangan ahli ? paling tidak ahli forensik baik dokter forensik, ahli senjata maupun balistik. Kenapa Komnas HAM bunyi duluan sebelum ada temuan dari tim dokter forensik yang barusaja melakukan otopsi ?

Disisi lain, kemungkinan besar hasil otopsi ulang tidak akan di publikasi dengan alasan itu untuk kepentingan penyidikan dan hanya akan disampaikan di pengadilan. Lalu, apa tujuannya Komnas HAM berbicara soal kemungkinan sebab luka pada jenazah Brigadir J, padahal bukan keahlian Komnas HAM, bukan pula untuk kepentingan konsumsi publik ?

Saya khawatir, hasil temuan tim dokter forensik nantinya tidak akan mengungkap kasus ini, selain hanya untuk melegitimasi ini hanya kasus tembak menembak bermotif pelecehan seperti yang sebelumnya sudah disampaikan Polri. Laporan keluarga korban soal adanya dugaan penganiayaan dan pembunuhan berencana akan dikesampingkan.

Lalu mungkin saja akan muncul kesimpulan yang lucu, meskipun sulit dipercaya, tapi karena sudah disampaikan ahli, tim dokter forensik, maka masyarakat wajib percaya. Tidak boleh membantah.

Misalnya, luka jerat yang ada akibat saat tersungkur kena tembakan Brigadir J lehernya tertahan kawat jemuran di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo. Luka rahang geser, terjadi saat Beigadir J berusaha menghindar tembakan, tidak melihat kiri kanan, akhirnya saat menoleh rahangnya kepentok dinding dan mengakibatkan geser. Luka sayatan diakibatkan Brigadir J kurang disiplin menembak, sehingga saat tembak menembak dia tersayat kaca jendela, atau tergores plat al mari di rumah Sambo, dan ruas jari patah karena dua jari Brigadir J berusaha berebut untuk menarik pelatuk senjata, karena kerasnya beradu maka patahlah jarinya. Begitulah, cerita lucu yang tidak mungkin dipercaya publik meskipun nantinya merupakan kesimpulan dari hasil ‘SAINTIC CRIME INVESTIGATION’.

Sederhana saja, jika pasca otopsi hasil otopsi berlawanan dengan logika waras publik, hanya melegitimasi cerita lucu yang beredar selama ini, maka keluarga Brigadir J harus sabar dan ikhlas. Keadilan sudah tak ada di negeri ini. Keluarga Brigadir J akan mengalami rasa yang juga dialami oleh keluarga 6 Laskar FPI. Yakni rasa sedih, kecewa dan marah, namun terpaksa menerima karena faktor tidak berdaya. [].

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *