Hajinews.id – Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, hal ini bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari dalam bertetangga.
Dalam satu lingkungan bisa terdapat beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda.
Hal ini bisa menjadi sebuah hal yang positif, namun tak jarang pula terjadi gesekan-gesekan kecil yang memicu keributan.
Hidup rukun antar sesama adalah impian semua orang, namun terkadang kita tidak bisa menghindar dari sikap dan perilaku buruk orang lain atau bahkan tetangga.
Dikutip Bondowoso network dari kanal YouTube SANTRI GAYENG yang mengunggah ceramah pengajian K.H Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, bagaimana jika anda dikhianati, difitnah, dan disakiti hati oleh tetangga.
Menurut Gus Baha jika difitnah orang, hal itu mengingatkan pada perkataan Abu Yazid Al Busthami, beliau ditanya: “Anda diomongi orang, begini begini begini”.
Dijawab oleh Abu Yazid Al Busthami: “cuma orang kan? Orang itu bukan yang mengatur hidup dan matiku, makanya tidak masalah. Kalau yang ngomongin saya Allah, baru itu masalah”.
Jadi bagi mereka yang sudah wushul, “Saya kalau diomongin orang pasti kesal, tapi saat saya ingat bahwa bukan dia yang mengatur kehidupanku dan saya bisa istishna’ tidak membutuhkan dia, maka omongan dia tidak jadi masalah”.
Jadi jika dirasani/diomongin orang cara menghilangkan rasa kesalnya adalah: “Fadzakartu, Anni Astaghni minhu”
“Saya ingat bahwa saya tidak butuh dia, yang saya butuhkan adalah rahmat Allah”.
Jika mendapat perlakuan tidak enak baik berupa omongan atau hal lainnya dan kita merasa kesal.
Pesan gus baha bagaimanapun mereka hanyalah manusia yang hidupnya bergantung pada Allah, dan kita pun bergantung pada Allah.
Gus baha juga menyampaikan agar senantiasa sabar dengan perilaku atau omongan orang lain, sesuai dalam tafsir yang artinya:
“Sabarlah kalian semua. Dan Tuhanmu adalah dzat Yang Maha Melihat. (Maha melihat) kepada orang yang sabar dan kepada orang yang mengeluh. Dan Allah tentu menyukai orang yang sabar.”***