“Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?” pancing Abu Nawas.
Kingkong itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abu Nawas.
Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsem panas.
“Tahukah engkau apa guna balsem ini?” kingkong itu tetap mengangguk .
“Baiklah, bolehkah ku gosok selangkanganmu dengan balsem?” kingkong itu mengangguk.
Lalu Abu Nawas menggosok selangkang binatang itu.
Tentu saja kingkong itu merasa agak kepanasan dan mulai-panik.
Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan itu juga berisi balsem.
“Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkanganmu?” Abu Nawas mulai mengancam.
Kingkong itu mulai ketakutan. Rupanya ia lupa ancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambil mundur beberapa langkah.
Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan kingkong yang dianggap cerdik.
Ah, jangankan seekor kingkong manusia paling pandai saja bisa dikecoh Abu Nawas. ****