Kisah Abu Nawas: Cara Cerdik Abu Nawas Lolos Dari Siasat Busuk Pemilik Warung Makan

Cara Cerdik Abu Nawas
Cara Cerdik Abu Nawas
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id Dikisahkan Abu Nawas sering bepergian keluar kota untuk tujuan berdagang. Di Kota tersebut Abu Nawas sering mampir di warung makan langganannya.

Suatu ketika Abu Nawas baru saja tiba di kota itu dan seperti biasanya mampir di Warung makan langganannya itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Aku pesan satu ayam dan dua butir telur, tapi bayarnya kalau dagangannya terjual habis. Boleh tidak?” Tanya Abu Nawas.

“Silahkan Abu Nawas, kamu kan langganan di Warung kami. Tentu saja boleh.” Jawab pemilik warung. Ketika selesai makan, ia pun pergi untuk menjual dagangannya.

Dikutip dari kanal YouTube HUMOR SUFI OFFICIAL, setelah tiga bulan berlalu, dagangan Abu Nawas habis.

Kemudian Abu Nawas pergi mendatangi kembali Warung makan langganannya. “Aku pesan makanan seperti dulu, satu porsi ayam dan dua butir telur.” Ucap Abu Nawas.

Setelah Abu Nawas selesai makan, ia pun berkata, “aku minta total tagihannya, jangan lupa digabung dengan tagihan tiga bulan yang lalu.” Kata Abu Nawas.

Si pemilik Warung menghitung tagihannya dan memberikan secarik kertas. “Ini total tagihannya cukup 200 Dirham saja.” Kata si pemilik Warung.

“Apa 200 Dirham? Hanya untuk dua porsi ayam dan empat butir telur, kamu mau memerasku?” Tanya Abu Nawas emosi.

“Harga ini sudah cukup murah, coba kau pikir ayam yang kau makan sejak tiga bulan lalu. Jika setiap harinya dia bertelur maka akan menghasilkan ayam-ayam yang banyak,”

“Jika dijual akan menghasilkan ribuan Dirham tapi aku hanya menyuruhmu membayar 200 dirham.” Kata si pemilik Warung.

“Ini tidak adil, hanya akal-akalan mu saja.” Kata Abu Nawas. Mereka berdebat tanpa hasil, dan memutuskan menghadap tuan Hakim.

Ketika keduanya menemui Hakim, ternyata Hakim berpihak pada pemilik Warung.

Lalu Hakim bertanya; “apakah kalian berdua menyepakati harga sejak tiga bulan yang lalu?” Tanya tuan Hakim.

“Tidak tuan Hakim.” Jawab Abu Nawas. “Kalau begitu, ayam yang kamu makan kemungkinannya bisa menghasilkan ratusan ayam dan telur.” Tutur tuan Hakim.

“Ya itu mungkin saja, tapi kalau ayamnya hidup sedangkan ayam yang ku makan sudah mati dan dimasak.” Balas Abu Nawas.

Namun pendapat Abu Nawas tidak dihiraukan oleh tuan Hakim karena ia cenderung memihak pada pemilik Warung.

“Aku minta kasus ini ditangguhkan sampai besok pagi, karena waktu sudah menjelang sore.” Pinta Abu Nawas.

Permintaan Abu Nawas pun dikabulkan tuan Hakim, seharian Abu Nawas memikirkan cara agar bisa memenangkan kasusnya.

Pada esok harinya, berangkatlah Abu Nawas menuju rumah tuan Hakim. Setibanya disana ternyata si pemilik Warung sudah datang lebih awal.

“Kenapa kau terlambat dan membuat mereka menunggu?” Tanya tuan Hakim.

“Maaf tuan Hakim, tadi ada tamu bisnis. Ia minta biji gandum untuk ditanam. Terpaksa aku harus merebusnya dahulu, dan setelah matang aku berikan kepadanya untuk ditanam. Itulah yang membuatku datang terlambat.” Kata Abu Nawas.

Mendengar itu tuan Hakim dan pemilik Warung menertawakan Abu Nawas. Lalu dengan nada mengejek, si pemilik warung berkata kepada Abu Nawas.

“Luar biasa, aku baru dengar ada biji gandum yang sudah direbus ditanam dan kemudian bisa tumbuh?” Tuan Hakim dan pengacara tertawa terpingkal-pingkal.

Setelah tawa mereka mereda, Abu Nawas berkata, “itu memang aneh, tapi kenapa kalian tidak tertawa ketika ada ayam yang sudah dimasak dapat bertelur dan berkembang biak lalu dipatok harga sebesar 200 Dirham.” Kata Abu Nawas.

Spontan tuan Hakim dan pemilik warung terdiam tak sepatah katapun keluar dari mulut mereka.
“Kenapa kalian terdiam, apa harus aku yang tertawa?” Tanya Abu Nawas.

Wajah mereka berdua langsung pucat dan setelah terdiam agak lama Abu Nawas pun keluar.
Dan akhirnya Abu Nawas dapat lolos dari siasat licik si pemilik warung.***

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *