Kecerdasan Dan Keimanan

Kecerdasan Dan Keimanan
Kecerdasan Dan Keimanan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Pertanyaan serupa dapat diajukan kepada penduduk Negara yang IQ nya rendah. Mereka tidak cerdas karena banyak hal. Lynn dkk, menemukan sebabnya karena kemiskinan, sedikitnya kota besar, pendidikan bermutu rendah, kurang media elektronik, banyak wabah penyakit, kesehatan bayi yang rendah, gizi yang buruk, tidak mampu mengatasi polusi dsb. Tapi apakah kurang cerdas itu menjadikan mereka religius atau sebaliknya karena mereka religius maka mereka menjadi tidak cerdas? Barber, peneliti lain meragukan adanya korelasi ini.

Jadi apa yang dianggap korelasi disini bisa jadi sekedar sesuatu yang terjadi secara simultan. Dalam bahasa awam terjadi secara kebetulan. Jika demikian maka kita juga bisa membuat hypothesa korelasi positif. Hypthesisnya misalnya begini: semakin banyak penduduk yang beriman dan berislam, semakin besar sumber minyak atau sumber alamnya di negeri itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Faktanya memang 63% cadangan minyak dan gas dunia, 70% hasil karet dunia, 65% cadangan timah dunia, 70% cadangan posfat dunia, 65% cadangan timah dunia, dan lain sebagainya ada dinegeri-negeri Islam.

Jika di Barat IQ tinggi cenderung ateis, bagaimana Lynn membaca fenomena di dunia Islam saat ini bahwa semakin cerdas dan semakin kaya seorang Muslim semakin dekat dengan Tuhannya alias semakin tinggi keimanannya.

Dalam Islam variable keimanan bukan sebatas pernyataan, tapi juga realisasinya dalam bentuk aksi atau amal. Amal menyangkut perilaku baik buruk alias akhlaq. Jika dijabarkan maknanya masing-masing akan sangat luas dan kompleks. Maka jika harus diteliti variable keimanan dalam Islam akan sangat kompleks. Itupun baru dapat diungkap sebagiannya.

Rasanya bukan utopia jika kita dapati di negeri-negeri Muslim sosok seperti ini. Seorang Muslim yang cerdas dengan IQ tinggi. Ia sukses menjadi pengusaha yang kaya. Pakaiannya berjas berdasi tidak seperti layaknya ulama, tapi tetap menjaga kesuciannya. Fikirannya terfokus pada bidang-bidang usaha, tapi hatinya selalu ingat kepadaNya. Waktunya khusus untuk berdagang, tapi shalat 5 waktunya tertib ditambah rawatib tanpa berselang.

Kekayaan perusahaannya sudah tak terhingga, ia tidak lupa berderma dan hukum halal-haram tetap ditaatitnya. Meski dunia bisnis adalah dunia yang yang penuh tipu daya, ia tetap berkata apa adanya. Meski dikiri kanannya penuh godaan maksiat, ia tetap selamat. Bukankah ini yang oleh Rasulullah dinamakan al-Kaisu, yaitu orang cerdas yang beramal di dunia tapi sekaligus untuk akheratnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *