Soekarno Bersikeras Takkan Bubarkan PKI Meski Para Jenderalnya Sudah Tak Lagi Patuh Kepadanya, Ini 3 Hal yang Jadi Pemicu Tragedi G30S

Soekarno Bersikeras Takkan Bubarkan PKI
soekarno dan soeharto
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Bangsa Indonesia pasti mengenal peristiwa Peristiwa G30S/PKI.

Bahkan peristiwa tersebut tampaknya tak akan bisa dilupakan dari ingatan publik.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bagaimana tidak, peristiwa G30S/PKI itu merenggut nyawa 6 jenderal dan satu perwira Angkatan Darat, serta meninggalkan duka bagi warga Indonesia.

Dan peristiwa mengerikan itu juga jadi awal meredupnya masa kepemimpinan Presiden Soekarno.

Presiden Soekarno menjadi salah satu tokoh nasional yang paling banyak dipuja.

Diketahui, Soekarno memiliki hubungan dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan negara-negara Blok Timur yang juga berpaham komunis.

Namun tragedi ini memaksa Soekarno mengakhir hubungan itu.

Belum selesai, setelah kematian para jenderal-jenderal terbaik Indonesia secara tragis membuatnya dicecar banyak pihak.

Termasuk dari mahasiswa dan tentara.

Para mahasiswa mulai melakukan boikot ketika pelantikan Kabinet Dwikora pada 24 Februari 1966.

Puncaknya terjadi pada 11 Maret 1966 di depan Istana Negara.

Buruknya demonstrasi para mahasiswa itu mendapat dukungan dari tentara.

“Diakui oleh Kemal Idris bahwa itu pasukan Kostrad yang dia pimpin, bergabung dengan mahasiswa,” kata sejarawan Asvi Warman Adam saat diwawancarai Kompas.com pada Sabtu (2/10/2021).

Lalu mahasiswa mengepung Istana Kepresidenan dan menyuarakan Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat.

Salah satunya dengan menuntut pembubaran PKI.

Pada saat itu, para tentara beranggapan bahwa PKI-lah yang berada di balik G30S.

Masa-masa pasca tragedi G30S semakin membuat Soekarno getir.

Bagaimana tidak, selama periode 1965-1967, para jenderalnya yang dulu sangat patuh pada Soekarno, kini tak mau lagi mendengar ucapan atau perintahnya.

“Bahkan dia pernah menerima pamflet yang menuduhnya sebagai dalang utama G30S,” tulis Asvi dalam bukunya yang berjudul Bung Karno Dibunuh Tiga Kali?.

“Langsung saja Soekarno marah besar dan sangat geram.”

Puncak jatuhnya pemerintahan Presiden Soekarno terjadi pasca Surat Perintah 11 Maret atau yang biasa disebut Supersemar.

Lewat Supersemar, Soeharto lalu mengambil alih kekuasaan.

Tidak hanya itu, Soeharto juga membubarkan PKI dan menangkap 15 menteri Soekarno yang dituduh terlibat G30S/PKI.

Soekarno bukannya tak melawan. Dia sempat berpidato.

Namun pidato Soekarno yang dulunya selalu dielu-elukan seolah tidak ada artinya.

Karena situasi politik sudah dikuasai oleh Soeharto.

Akan tetapi hingga detik-detik terakhir masa pemerintahannya, Soekarno tetapi bersikeras tak mau bubarkan PKI.

Menurut Soekarno, inilah 3 penyebab sebenarnya tragedi G30S/PKI.

Pertama, karena pimpinan PKI yang keblinger.

Kedua diakibatkan oleh tindakan subversif Neokolim, yakni adanya pihak asing yang diduga sudah masuk ke Indonesia seperti CIA.

Ketiga adanya oknum yang tidak bertanggung jawab.

Bagaimana menurut Anda?

(*)

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *