Daftar Donatur Palestina
Hajinews.id — Elektabilitas Prabowo Subianto terus melesat disejumlah lembaga survei untuk kategori Calon presiden (Capres) 2024.
Prabowo terus ditempel dua tokoh, yakni, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Namun, elektabilitas dua tokoh tersebut belum bisa menandinginya.
Salah satu alasan penting elektabilitas Prabowo terus melesat karena kinerjanya bukan dilihat masyarakat sebagai pencitraan belaka.
Dikutip iNews.id, lewat Survei Indostrategi Research and Consulting yang dirilis Jumat (9/9/2022) menunjukkan elektabilitas tiga besar masih dipuncaki oleh Prabowo dengan 31,3 persen, Ganjar 20 persen, dan Anies 14,9 persen.
Direktur Indostrategi Research and Consulting Arif Nurul Iman mengatakan hal ini menarik disoroti di tengah situasi saat ini di mana parpol menggalang poros politik dan tokoh potensial nonparpol mendekati parpol.
“Setidaknya ada dua hal mengapa Prabowo unggul. Hal ini dipicu deklarasi poros Gerindra dan PKB selain kinerjanya dianggap baik oleh publik. Sementara, Ganjar dan Anies mengalami stagnasi, karena publik belum melihat kinerja yang moncer,” kata Arif.
Arif mengatakan bahwa fenomena ini boleh jadi terjadi, karena publik cenderung tidak mempan dengan konten di media sosial.
“Mereka menyadari bahwa apa yang dipertontonkan dari konten-konten yang diunggah di medsos oleh beberapa tokoh yang berhasrat menjadi Capres belum tentu mencerminkan kondisi yang sebenarnya, hanya berupa pencitraan untuk meraih simpati dan dukungan,” ujar Arif
Pemilih terbesar Prabowo berasal dari pemilih Parpol Gerindra(14,7 persen), PDIP (4,1 persen), PKB (3,5 persen), Perindo (1,5 persen) dan Golkar (1,2 persen). Pemilih Gerindra cenderung solid dukungannya terhadap Prabowo.
“Tampaknya pernyataan Sandi yang siap menyatakan diri menjadi capres tidak berimbas sama sekali terhadap pemilih Prabowo dan Gerindra,” katanya
Survei ini dilaksanakan pada 29 Agustus-5 September 2022 melalui wawancara langsung terhadap 1.230 responden yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah pernah menikah dengan margin of error +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
