Janji Tauhid

Janji Tauhid
Janji Tauhid
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Didi Junaedi

‎“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak ‎Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa ‎mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka ‎menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami ‎lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak ‎mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang ‎yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. (Q.S. Al-A’raf: 172)‎

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews.id – Kita semua, ketika pertama kali melihat alam dunia ini, ketika baru saja ‎keluar dari perut ibu kita masing-masing, tidak ada satu pun yang membawa ‎harta kekayaan, jabatan, kedudukan, popularitas atau yang lainnya. Bahkan, ‎sehelai benang pun tidak kita miliki. Kita semua terlahir dalam kondisi ‎telanjang, tidak membawa bekal apa pun berupa materi. Satu hal yang kita ‎bawa adalah perjanjian yang telah kita sepakati dengan Allah ketika kita masih ‎di alam rahim, yaitu janji tauhid.‎

Ayat yang penulis kutip di awal tulisan ini menegaskan bahwa hanya janji ‎tauhid yang kita bawa ke dunia ini ketika kita dilahirkan oleh ibu kita. Tidak ‎ada bekal berupa pengetahuan, harta, kekayaan dan bekal-bekal lain selain ‎janji tauhid tadi.‎

Setelah seseorang dewasa, kemudian dia dapat menjalani kehidupan ‎secara layak dengan bekerja keras, berjuang sekuat tenaga mengerahkan ‎segala potensi yang dimilikinya, maka kemudian kesuksesan pun dia raih.‎

Pada saat seperti inilah, ketika kesuksesan hidup sudah dicapainya, akan ‎terlihat jelas siapa yang tetap memegang teguh janji tauhid yang dibawanya, ‎dan siapa yang melupakan janji tersebut.‎

Ketika kesuksesan telah ada digenggaman, kemudian seseorang merasa ‎bahwa apa yang kini didapatkannya adalah murni hasil kerja kerasnya, ‎dengan menafikan peran serta dan ijin Allah, maka sesungguhnya dia telah ‎mengingkari janjinya kepada Allah. Dia tidak menyadari bahwa semua fasilitas ‎kehidupan yang dia nikmati saat ini adalah karunia Allah. Dan, jika dia terlena ‎dalam kesombongannya tersebut, maka sangat mungkin Allah akan mencabut ‎semua nikmatnya tersebut secara tiba-tiba. Dan dia akan menyesal.‎

‎“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada ‎mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk ‎mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan ‎kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika ‎itu mereka terdiam berputus asa.” (Q.S. Al-An’am : 44)‎

Menurut ayat tersebut, ketika kita melupakan peringatan Allah, ‎melalaikan ayat-ayat Allah, mula-mula Allah justru akan membukakan pintu-‎pintu kesenangan kepada kita. Allah menguji apakah kita akan kembali sadar ‎dan kembali kepada-Nya, ataukah justru tenggelam dalam pelukan nafsu ‎duniawi dan semakin melupakan Allah. Jika kita tetap melalaikan peringatan ‎Allah, semakin menjauhi-Nya, maka di saat kita tengah menikmati puncak ‎kesuksesan, bergelimang dengan kenikmatan dunia, Allah akan mencabut ‎nikmat tersebut secara tiba-tiba. ‎

Dalam keterangan lain disebutkan, Allah akan menyiksa kita secara tiba-‎tiba. Dan, ketika itu kita akan menyesal, terdiam dan putus asa. Na’udzu ‎billahi min dzalika.‎

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah menyatakan, “…Jika dia mengingat-Ku ‎di dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku…” ‎
‎ ‎
Janji Allah dalam hadis qudsi di atas menyiratkan bahwa dalam kondisi ‎apa pun, senang atau sedih, suka atau duka, bahagia atau sengsara, kaya ‎atau miskin, jika seorang hamba selalu mengingat Allah, maka Allah pun akan ‎selalu mengingatnya.‎

Selalu mengingat Allah berarti meyakini kehadiran-Nya kapan pun dan di ‎mana pun kita berada. Selalu mengingat Allah juga menunjukkan kesadaran ‎bahwa kita semua milik-Nya, dan akan kembali kepada-Nya. Merasakan ‎kehadiran Allah dalam setiap desah nafas, serta setiap gerak langkah kita ‎akan membuat kita lebih tenang menjalani hidup, karena kita yakin apa pun ‎yang menimpa kita tidak akan pernah luput dari perhatian Allah. “Hanya ‎dengan selalu berzikir (ingat) kepada Allah, hati menjadi tenang.”‎ (QS. Ar-Ra’dh : 1)

* Ruang Inspirasi, Ahad, 18 September 2022.
* Penulis adalah Dosen Ilmu Al-Quran & Ilmu Tafsir IAIN Syeh Nurjati Cirebon dan Penulis Produktif dari Sahabat Pena Kita (SPK)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *