Membongkar Siapa Kakak Asuh Sambo di Kasus Brigadir J, Disebut Coba Ringankan Hukuman FS

Ferdi Sambo (foto: CNN Indonesia)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Guru besar politik dan keamanan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Muradi mengungkap adanya sosok kakak asuh yang mengikuti perkembangan kasus pembunuhan Brigadir J.

Prof Muradi yang merupakan penasihat ahli Kapolri menuturkan, kakak asuh tersebut mencoba membantu mantan Irjen Ferdy Sambo, agar divonis ringan dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Prof Muradi, kakak asuh tersebut membuat Ferdy Sambo merasa aman dan berani hingga berada di atas angin.

Prof Muradi mengungkap, istilah kakak asuh merujuk pada anggota Polri.

Baik yang sudah pensiun atau masih menjadi petinggi di institusi Bhayangkara.

Muradi berujar, ada tiga orang yang terlibat dalam kasus tewasnya Brigadir J.

Yakni pelaku lagsung, orang yang terlibat langsung, dan orang yang tak terlibat langsung tapi ikut di dalamnya.

Menurut Muradi, ketiganya mencoba melobi petinggi Korps Bhayangkara untuk meringankan hukuman Ferdy Sambo.

“Kakak asuh dalam model konteks yang sudah pensiun, ada yang belum, nah ini yang saya kira yang agak keras di dalam kan itu situasinya sebenarnya karena kakak asuh itu punya peluang, punya powerful yang luar biasa ya,” kata Muradi kepada wartawan, Sabtu (17/9/2022).

Sosok kakak asuh yang masih aktif itu, menurut Muradi menduduki posisi strategis di Polri.

Muradi mengatakan, sosok tersebut masih membela Ferdy Sambo agar dihukum ringan dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Dikatakan Muradi, sosok kakak asuh itu yang membuat Sambo berani karena merasa aman.

Menurutnya, Polri harus menuntaskan terlebih dahulu orang-orang yang dianggap memiliki kontribusi dengan posisi Ferdy Smabo.

“Ini jadi makin keras, Sambo berani karena dia merasa dalam posisi berada di atas angin, masih ada yang ngebelain, makanya harus dituntaskan dulu soal orang-orang yang kemudian dianggap punya kontribusi terkait dengan posisi Sambo,” terang Muradi.

Muradi pun meminta agar kepolisian tak takut mengusut keterlibatan “kakak asuh” tersebut.

Pasalnya jabatan di institusi polisi sama dengan di tentara yang bekerja dalam garis komando.

Prof Muradi menilai, langkah pengusutan keterlibatan para senior kepolisian ini penting agar proses persidangan kasus Sambo berjalan hinga tuntas.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *