Hikmah Pagi: Kisah Perjuangan Para Ulama Dalam Menuntut Ilmu Agama ​

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



1. Imam Malik rahimahullah mengorbankan apapun yang beliau miliki untuk membiayai belajarnya, sebagaimana dituturkan salah satu murid beliau Ibn Al Qasim bahwa Imam Malik pernah membongkar atap rumah nya lalu menjual nya untuk membiayai pendidikan beliau karena tidak ada lagi yang dapat beliau jual.

2. Imam Bukhari rahimahullah pernah berhari-hari tidak dapat keluar rumah karena tidak memiliki pakaian yang dapat beliau kenakan untuk menutup aurat nya karena seluruh barang yang beliau miliki sudah habis terjual untuk biaya belajar, akhirnya teman-teman beliau iuran untuk membelikan baju untuk Imam Bukhari.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

3. Tsa’lab rahimahullah belajar Nahwu dan Bahasa Arab kepada guru nya Ibrahim Al Harbi selama 50 tahun, dalam kurun waktu yang panjang tersebut tidak pernah sekalipun beliau Absen dari majlis guru nya.

4. Muhammad bin Yunus rahimahullah terkenal dengan kegigihan nya dalam belajar, di kota Basrah saja beliau berguru kepada 1186 guru tanpa kenal lelah, tanpa kenal bosan, tanpa malu, dan tanpa gengsi.

5. Ikrimah Rahimahullah bercerita bahwa kedua kaki nya diikat oleh Guru nya yaitu Ibnu Abbas Radhiyallah anhuma ketika belajar Al Quran dan Hadits kepada beliau hingga akhir nya melalui proses yang panjang dikemudian hari beliau menjadi Ulama besar.

6. Abu Hatim Rahimahullah, karena keterbatasan dana saat bepergian untuk menuntut ilmu maka beliau selalu berjalan kaki, dari satu negara ke negara yang lainnya. Suatu ketika beliau pernah menghitung jarak yang sudah beliau tempuh ternyata sudah melebihi 5800 km.

7. Ibnu Thahir rahimahullah juga melakukan hal yang sama (seperti Abu Hatim), bahkan kemanapun beliau melakukan perjalanan selalu beliau tempuh tanpa alas kaki karena tidak punya uang untuk membeli walaupun sepasang sandal, saking panas nya gurun pasir yang beliau lewati sampai-sampai mengakibatkan beliau kencing darah dua kali, yang pertama saat beliau di Baghdad dan yang kedua saat beliau di Makkah.

Muncul Pertanyaan: Apakah mereka tidak menderita saat menjalani Kejadian-kejadian tersebut?

Jawabannya: secara fisik mungkin terasa sakit namun penderitaan itu terkalahkan dengan perasaan nikmat yang ada didalam hati, mereka menikmati proses tersebut sehingga penderitaan fisik pun terabaikan.

Para Ulama kita telah mencintai ilmu sepenuh hati sehingga apapun mereka korbankan untuk meraih ilmu tersebut. Mereka sadar betul betapa berharganya ilmu sehingga seluruh umur mereka manfaat kan untuk mengejar Ilmu, inilah yang belum dimiliki oleh kebanyakan kita yaitu menghargai ilmu, menghormati ilmu, dan memuliakan ilmu.

Akibat nya belajar agama dijadikan oleh sebagian kita menjadi beban berat yang menjemukan, merasa lebih nyaman bermain bola dibanding duduk menghafal Al Quran, lebih suka bermain hape dibanding duduk menghadiri pengajian, membaca komik dan buku cerita tahan berjam-jam namun baru membaca beberapa halaman Al Quran sudah terasa bosan.

Dari sini kita memahami mengapa Ulama dahulu mengarahkan murid-murid nya untuk belajar adab terlebih dahulu sebelum belajar ilmu sebab yang perlu dipersiapkan pertama kali adalah hati kita yaitu mengisi nya dengan keikhlasan, kesabaran, kecintaan, dan penghormatan terhadap ilmu sehingga saat memasuki tahapan belajar wadah yang digunakan untuk menampung ilmu itu sudah siap.

🕌 Diringkas dari Khutbah Jum’at: Menuntut Ilmu Agama perlu pengorbanan.

Telegram

👤 Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA حفظه الله
Pimpinan Ponpes “Tunas Ilmu” Kedungwuluh, Purbalingga

📲 @IslamAdalahSunnah

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *