Hikmah Pagi: Tebuslah Diri Kalian dari Siksa Allah dengan Bertauhid

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc.

Diriwayatkan dalam Kitab Ash-Shahih, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Ketika diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ayat:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabat terdekat.” (QS. Asy-Syu’ara'[26]: 214)

Maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiri dan bersabda: ‘Wahai segenap kaum Quraisy, tebuslah diri kalian dari siksa Allah dengan bertauhid kepadaNya, sedikitpun aku tidak berguna bagi diri kalian di hadapan Allah. Wahai Abbas bin Abdul Muthalib, sedikitpun aku tidak berguna bagi diri kalian di hadapan Allah. Wahai Shafiyah bibi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sedikitpun aku tidak berguna bagi dirimu di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan wahai Fatimah putri Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mintalah kepadaku apa yang kamu inginkan dari hartaku, sedikitpun aku tak berguna bagi dirimu di hadapan Allah.’” (HR. Bukhari)

Kerabat seseorang yang terdekat adalah anak-anak dari bapaknya atau kabilah seseorang. Karena mereka adalah orang yang paling berhak untuk mendapatkan kebaikan dan perbuatan ihsanmu, baik secara agama ataupun dunia. Sebagaimana firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ…

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan bebatuan…” (QS. At-Tahrim[66]: 6)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah memerintahkan untuk memberikan peringatan secara umum, seperti dalam surah Yasin ayat 6:

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ

“Agar engkau memberikan peringatan kepada orang-orang sebagaimana engkau telah diberikan peringatan oleh nenek moyangmu, dan mereka orang-orang yang lalai.” (QS. Ya Sin[36]: 6)

Begitu juga dengan surah Ibrahim ayat 44:

وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ…

“Ingatkanlah manusia pada hari datang siksa kepada mereka…” (QS. Ibrahim[14]: 44)

Ini menunjukkan bahwa dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah kepada kerabat yang terdekat dan juga kepada seluruh manusia.

TEBUSLAH DIRI KALIAN DARI SIKSA ALLAH DENGAN BERTAUHID

Di dalam hadits di atas, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata: “Belilah diri kalian.” Maksudnya yaitu bertauhidlah kalian dengan mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah semata, tidak ada sekutu bagi Allah sama sekali, dan mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan apa saja yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan menjauhi apa saja yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sesungguhnya hal tersebut menyelamatkan seseorang dari siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan bersandar kepada nasab keturunan ataupun kedudukan, karena itu semua tidak bermanfaat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Kuasa atas segala makhluk.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sedikitpun aku tidak berguna bagi diri kalian di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Di sini terdapat sanggahan atas siapa saja yang bergantung kepada Nabi dan orang-orang shalih, dan menginginkan dari mereka manfaat/kebaikan ataupun menolak kemudharatan, maka ini adalah kesyirikan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala gharamkan. Dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah memperingatkan akan hal tersebut sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan tentang orang-orang musyrik. Yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ

“Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala penolong-penolong itu berkata: ‘Kami tidak beribadah kepada selain Allah tersebut melainkan hanya supaya mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya.’” (QS. Az-Zumar[39]: 3)

Maksudnya bahwa meskipun demikian, tidak diperbolehkan seseorang untuk menjadikan perantara antara dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena orang-orang musyrik dizaman dahulu tetap dinyatakan sebagai orang musyrik meskipun mereka mengatakan “Tidak beribadah kepada perantara-perantara tersebut. Kami menginginkan perantara-perantara tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah.”

Maka hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mengatakan “Sedikitpun aku tidak berguna bagi kalian dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ini membantah pendapat yang menjadikan perantara antara dia dengan Allah berupa para Nabi, orang-orang shalih dan semisalnya.

Sumber: radiorodja

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *